Abstrak


Hubungan Persepsi Kepercayaan Kesehatan dan Pengalaman Keluarga terhadap Pemilihan Tatalaksana Medis Operatif Orthopaedi di RSUD Dr. Moewardi


Oleh :
Lubna Alifia - G0018115 - Fak. Kedokteran

Lubna Alifia, G0018115, 2022. Hubungan Persepsi Kepercayaan Kesehatan Dan Pengalaman Keluarga Terhadap Pemilihan Tatalaksana Medis Orthopaedi Di RSUD Dr. Moewardi Surakarta. Skripsi. Fakultas Kedokteran, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 
Latar Belakang: Respon masyarakat untuk memilih tatalaksana terhadap suatu penyakit beragam, termasuk terhadap keluhan patah tulang. Keputusan tatalaksana yang tepat dapat mempengaruhi proses penyembuhan dan hasil akhir patah tulang. Dalam teori Health Belief Model keputusan individu untuk memilih pelayanan kesehatan dipengaruhi beberapa faktor, salah satunya kepercayaan diri. Diketahui pengalaman keluarga juga mempengaruhi pasien dalam menentukan keputusan untuk memilih pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis hubungan kepercayaan kesehatan dan pengalaman keluarga terhadap pengambilan keputusan tatalaksana medis orthopaedi.
Metode: Penelitian kuantitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif analitik pada pasien patah tulang yang mendapatkan tatalaksana medis operatif orthopaedi di RSUD dr. Moewardi Surakarta dalam rentang waktu April 2022. Peneliti mencari ada tidaknya hubungan antara pengambilan keputusan untuk mendapatkan tatalaksana medis operatif orthopaedi persepsi kepercayaan kesehatan dan pengalaman keluarga pasien. Data dikumpulkan menggunakan kuisioner. Peneliti menggunakan uji Spearman’s rho dan Chi-Square.
Hasil: Variabel Persepsi Kepercayaan Kesehatan; Manfaat yang Dirasakan (p = 0,000), Keyakinan Diri (p = 0,001) dan Hambatan yang Dirasakan (p=0,007) memiliki nilai p <0 xss=removed>0,05 pada uji statistik Chi-Square.
Simpulan: Persepsi Kepercayaan Kesehatan pasien yang terdiri dari manfaat yang dirasakan, hambatan yang dirasakan, dan keyakinan diri memiliki hubungan dalam memilih tatalaksana medis operatif orthopaedi sedangkan pengalaman keluarga pasien patah tulang tidak memiliki hubungan dalam memilih tatalaksana medis operatif orthopaedi.