Bukan hal yang mudah bagi seorang ibu dalam mengasuh dan membesarkan Anak Berkebutuhan Khusus yang berbeda dengan anak-anak normal. Kondisi anak yang tergolong dalam anak berkebutuhan khusus dapat menjadi stressor tersendiri bagi ibu. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui hubungan antara penerimaan diri dan dukungan komunitas dengan stres pengasuhan, (2) mengetahui hubungan antara penerimaan diri dengan stres pengasuhan, (3) mengetahui hubungan antara dukungan komunitas dengan stres pengasuhan ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif korelasional. Penelitian ini menggunakan studi populasi dan diperoleh 60 responden yang sebagian besar merupakan ibu dengan anak down syndrome dan ibu dengan anak cerebral palsy. Alat ukur dalam penelitian ini meliputi skala stres pengasuhan (rx=0,938), penerimaan diri (rx=0,909), dan dukungan komunitas (rx=0,919). Teknik analisis yang digunakan adalah analisis regresi linear berganda. Hasil uji hipotesis menunjukkan nilai signifikansi 0,000 (p<0>Ftabel), dan nilai R 0,602. Total sumbangan efektif penerimaan diri dan dukungan komunitas terhadap stres pengasuhan sebesar 36,2%. Hasil uji parsial menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan stres pengasuhan yang ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0,000 (p<0>0,05).
Simpulan penelitian ini yaitu: (1) terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dan dukungan komunitas dengan stres pengasuhan, (2) terdapat hubungan yang signifikan antara penerimaan diri dengan stres pengasuhan, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan komunitas dengan stres pengasuhan ibu dengan Anak Berkebutuhan Khusus di Daerah Istimewa Yogyakarta.
Kata kunci : penerimaan diri, dukungan komunitas, stres pengasuhan ibu
