Latar Belakang : Permintaan terhadap kebutuhan sandang yang tinggi mengakibatkan banyak pekerja di bagian sewing khususnya penjahit mengalami kelelahan kerja. Perbedaan shift kerja dapat memengaruhi kelelahan kerja. Selain shift kerja, status gizi juga berpengaruh terhadap kelelahan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan shift kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik, dengan pendekatan cross sectional. Teknik sampling yang digunakan yaitu purposive sampling dengan jumlah responden 40 pekerja bagian sewing PT X. Penelitian ini menggunakan jadwal shift kerja untuk mengetahui data shift kerja, timbangan berat badan dan microtoise untuk mengukur indeks massa tubuh serta mengetahui kategori status gizi, dan reaction timer untuk mengetahui data kelelahan kerja. Teknik analisis data menggunakan uji Chi-square dan regresi logistik.
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan signifikan antara shift kerja dengan kelelahan kerja (p-value = 0.013). Ada hubungan signifikan antara status gizi dengan kelelahan kerja (p-value = 0.035). Hasil regresi logistik diperoleh shift kerja memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelelahan kerja (p-value = 0.031) dan status gizi tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap kelelahan kerja (p-value = 0.072). Nilai Odds Ratio (OR) shift kerja sebesar 7.025 dan OR status gizi sebesar 4.334. Hal ini berarti variabel shift kerja memiliki pengaruh lebih besar dibanding dengan variabel status gizi. Nilai Negelkerke R Square sebesar 0.318 yang memiliki arti shift kerja dan status gizi memengaruhi kelelahan kerja sebesar 31.8%.
Simpulan : Terdapat hubungan yang signifikan antara shift kerja dan status gizi dengan kelelahan kerja.
Kata Kunci : Shift Kerja, Status Gizi, Kelelahan Kerja, Sewing, Penjahit.
