Cabuk rambak merupakan makanan tradisional khas Solo yang terbuat dari ketupat yang diiris tipis-tipis berbentuk kotak. Kemudian diatasnya dikasih cocolan sambal wijen yang dicampur kemiri dan kelapa parut yang terlebih dulu disangrai, serta ditambah beberapa potong karak. Kelangkaan cabuk rambak disinyalir karena beberapa faktor antara lain tidak bisa menjangkau penjualan secara online dan penjual sambal cabuk rambak yang semakin sedikit. Hal ini dikarenakan pada proses pembuatan sambal cabuk rambak secara konvensional, kelapa digoreng sebelum dilakukan proses penggilingan sehingga sambal yang dihasilkan mengandung banyak minyak. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka diperlukan mesin pemanggang kelapa rotary dengan kapasias tiga kilogram yang dapat mengurangi kadar minyak yang terdapat di dalam kelapa. Mesin pemanggang kelapa rotary memiliki prinsip kerja yaitu listrik mengalir menuju ke power window, putaran yang dihasilkan oleh power window diteruskan menuju poros menggunakan kopling kaku yang dimana poros tersebut terhubung dengan pemanggang kelapa didalam mesin. Agar poros dapat berputar dengan stabil dan tidak terjadi gesekan dengan cover, maka diperlukan bearing untuk menahan poros tersebut. Bearing yang digunakan yaitu bearing dengan tipe UCFL 202. Penggunaan bearing tipe ini dikarenakan sesuai dengan kebutuhan dari desain mesin pemanggang kelapa rotary karena mampu menahan beban ekivalen dinamis sebesar 9,7 N, beban ekivalen statis sebesar 5,82 N, dan beban dinamis sebesar 32 N.
