Abstrak


Implementasi Pembelajaran Bahasa Indonesia Kurikulum Merdeka di SMP Batik Surakarta


Oleh :
Ridwan Himawan Prasetyo - K1218061 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) perencanaan pembelajaran, (2) pelaksanaan pembelajaran, (3) kendala yang dihadapi, dan (4) solusi dalam mengatasi kendala pada pembelajaran bahasa Indonesia dengan Kurikulum Merdeka di SMP Batik Surakarta. Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Penelitian dilaksanakan pada Maret 2022 hingga Januari 2023. Sumber data yang digunakan berupa peristiwa, informan, dan dokumen. Sampel penelitian adalah siswa kelas VIII di SMP Batik Surakarta. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber data, triangulasi metode, dan review informan. Teknik analisis data adalah model analisis interaktif. Hasil penelitian ini adalah deskripsi mengenai: (1) perencanaan pembelajaran di SMP Batik Surakarta diawali dengan pengkajian silabus oleh MGMP, dan dilanjutkan dengan penyusunan modul ajar oleh guru mata pelajaran. Namun, pada kelas VIII yang sudah menerapkan Kurikulum Merdeka sebagai sampel penelitian ini, guru belum membuat modul ajar saat pembelajaran sudah berlangsung. (2) pelaksanaan pembelajaran sudah guru jalankan sesuai dengan ketentuan pemerintah dalam Permendikbudristek No 16 tahun 2022, yaitu pembelajaran yang beriorientasi pada siswa dengan suasana belajar yang interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi. Namun, belum diketahui apakah pembelajaran yang dilakukan sudah sesuai dengan Alur Tujuan Pembelajaran (ATP) dan Capaian Pembelajaran (CP) atau belum. Hal itu karena modul ajar belum dibuat guru dan guru masih menyesuaikan pembelajaran dengan buku paket sebagai acuan. (3) kendala yang dihadapi dalam pembelajaran dengan Kurikulum Merdeka didominasi oleh kendala yang bersumber dari SDM guru, selain itu keterbatasan referensi dan informasi, perubahan konsep pembelajaran menjadi berdiferensiasi juga membuat guru perlu adanya penyesuaian, dan platform pembelajaran yang belum tersedia sampai saat ini. Dan (4) solusi yang dapat dilakukan guru adalah inisiatif melakukan pengembangan diri secara mandiri, demi pelaksanaan pembelajaran yang lebih efektif. Guru lebih aktif memanfaatkan berbagai media dalam mencari sumber referensi. Guru juga dapat lebih inovatif mengombinasikan berbagai metode untuk mengakomodasi siswa dalam pembelajaran berdiferensiasi. Serta perlu pengawasan dan kerja sama berbagai pihak agar penerapan Kurikulum Merdeka ini dapat berjalan dengan optimal.