Abstrak


Pengaruh Media dan 2,4-D Terhadap Pertumbuhan Anggrek Hasil Persilangan Coelogyne Secara In Vitro


Oleh :
Irenea Titis N. P. - H0717071 - Fak. Pertanian

Anggrek hitam adalah anggrek dari Indonesia dan merupakan flora identitas Kalimantan. Jumlah anggrek hitam di habitat alami semakin berkurang, namun anggrek ini sangat diminati dan dicari untuk dijual ke kolektor anggrek. Anggrek hasil persilangan Coelogyne yang digunakan berasal dari Coelogyne pandurata dan Coelogyne rumphii, anggrek ini memiliki peluang pasar yang besar sehingga dilakukan multiplikasi anggrek. Media yang diuji adalah media ½MS (Murashige dan Skoog), VW (Vacin dan Went), dan KC (Knudson C). Media dilengkapi dengan zat pengatur tumbuh 2,4-D dengan konsentrasi yang berbeda untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember-Mei 2020 yang bertempat di Laboratorium Bioteknologi dan Kultur Jaringan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara faktorial dan terdiri dari dua faktor perlakuan dengan empat ulangan. Faktor pertama adalah media kultur yaitu MS, VW, dan KC. Faktor kedua adalah konsentrasi 2,4-D yang terdiri dari 3 taraf yaitu 0 ppm, 1 ppm, dan 2 ppm. Variabel pengamatan yang diamati meliputi jumlah daun, jumlah tunas, tinggi tanaman, jumlah akar, panjang akar, dan berat tanaman. Data hasil pengamatan dianalisis dengan menggunakan uji F pada taraf 5%. Apabila terdapat perbedaan nyata, maka dilakukan uji DMRT (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 5?n standar deviasi. Data pada variabel panjang akar dan jumlah akar dianalisis secara deskriptif.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perlakuan 2,4-D terhadap semua media berpengaruh menurunkan jumlah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman. Media dasar ½MS merupakan media yang lebih optimal dibandingkan dengan media VW ataupun KC dengan memberikan hasil terbaik pada jumlah daun (11,19 helai), jumlah tunas (3,31 buah), dan tinggi tanaman (1.09 cm). Konsentrasi 2,4-D yang semakin tinggi menurunkan pertumbuhan jumlah tunas, jumlah daun, tinggi tanaman, dan berat tanaman.