Abstrak


Uji Toksisitas Akut Nanosilver dengan Bioreduktor Inulin Umbi Gembili (Dioscorea Esculenta L.), Pengamatan Gejala Ketoksikan, dan Profil Semikuantitatif Histologi Organ Hepar


Oleh :
Haiga Sophia Gunawan - V3720027 - Sekolah Vokasi

Silver dalam bentuk nanopartikel berperan sebagai imunomodulator. Inulin digunakan sebagai bioreduktor untuk menyintesis nanosilver karena lebih ramah lingkungan dan aman dibandingkan menggunakan bahan kimia dan cara fisika. Inulin berperan sebagai capping agent sehingga menghasilkan nanosilver yang stabil. Bioreduktor inulin gembili mampu menghasilkan nanosilver dengan ukuran 481,4 nm. Pada dosis 4 mg/KgBB nanosilver inulin gembili menunjukkan efek imunomodulator. Nanosilver dilaporkan memiliki efek toksik pada dosis lebih dari 8 mg/kgBB, yaitu dosis 9 dan 10 mg/kgBB. Penelitian ini bertujuan mengetahui toksisitas akut nanosilver dengan bioreduktor inulin umbi gembili dilihat dari gejala ketoksikan dan profil semikuantitatif histologi organ hepar mencit BALB/C. Metode penelitian yang dilakukan terdiri dari proses biosintesis nanosilver, karakterisasi ukuran nanosilver, pengkondisian hewan uji, penentuan kelompok hewan uji, uji toksisitas akut, mencari LD50, pengamatan gejala ketoksikan, dan pengamatan semikuantitatif histologi organ hepar. Hasil pengamatan gejala ketoksikan pada 4 jam pertama dosis 4 mg/kgBB dan 16 mg/kgBB tidak menunjukkan gejala ketoksikan, dosis 64 mg/kgBB, dan 256 mg/kgBB menunjukkan gejala ketoksikan: badan lemas, mata sayu, napas tersengal-sengal bahkan kematian, tetapi belum masuk dalam LD50, pada pengamatan semikuantitatif histologi organ hepar menyebabkan nekrosis hepar, pelebaran sinusoid, dan fibrosis mencit sejalan naiknya dosis perlakuan. Kerusakan hepar paling banyak terjadi pada dosis 64 mg/kgBB dan 256 mg/kgBB dan menyebabkan kerusakan yang berbeda signifikan dengan kelompok kontrol.