Abstrak


PENGARUH PEMBERIAN BERAS ANGKAK TERHADAP PROSES PENYEMBUHAN FRAKTUR PADA TIKUS MODEL DELAYED UNION ( KAJIAN MOLEKULER KADAR INTERLEUKIN-6, BONE MORPHOGENETIC PROTEIN-2, VASCULAR ENDOTHELIAL GROWTH FACTOR, BONE SPECIFIC ALKALINE PHOSPHATASE,DAN N MID OSTEOCALCIN, SERTA EVALUASI RADIOLOGI )


Oleh :
Udi Heru Nefihancoro - T501902009 - Fak. Kedokteran

Latar Belakang: Penyembuhan fraktur adalah proses yang kompleks namun dapat diatur dengan baik sehingga menghasilkan regenerasi dan pemulihan fungsional tulang. Komplikasi dapat terjadi dalam proses penyembuhan fraktur seperti delayed union  dan non union. Growth factors seperti Bone Morphogenetic Protein (BMP), Vascular Endothelial Growth Factor (VEGF), serta sitokin proinflamasi meliputi Interleukin-6 (IL-6), Bone-specific Alkaline Phosphatase (BALP), dan N-terminal/midregion of Osteocalcin (N-Mid-OC) merupakan faktor penting pada proses penyembuhan tulang. Beras angkak, yang dihasilkan dari fermentasi Monascus Purpureus, mengandung monakolin K yang memiliki peran utama dalam proses anti-inflamasi dan meningkatkan proliferasi osteoblast dalam kasus osteoporosis. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh beras angkak terhadap proses penyembuhan fraktur pada tikus model delayed union melalui kajian kadar IL-6, BMP-2, VEGF, BALP, N-Mid-OC serta evaluasi radiologi Radiographic Union Scale for Tibia Fractures (RUST) Score.

Metode : Penelitian eksperimen laboratorium ini menggunakan 32 ekor tikus putih jantan (Rattus Novergicus) dilakukan randomisasi menjadi 1 kelompok kontrol (K) dan 3 kelompok perlakuan (P1, P2, P3) . Dilakukan frakturisasi model delayed union. Kemudian pada kelompok P1, P2 dan P3 diberikan dosis sebesar 25mg/KgBB, 50mg/KgBB dan 100mg/KgBB sedangkan kelompok K diberi placebo. Pengamatan dilakukan selama 2 periode (antara waktu) pada hari ke 14 dan 28. Kit ELISA digunakan untuk mengukur konsentrasi serum dan RUST Score digunakan untuk pengukuran union rate secara radiologis. Analisis statistik dilakukan menggunakan program SPSS, nilai p <0>

Hasil: Terdapat perbedaan signifikan antar kelompok perlakuan dan kelompok kontrol terhadap seromarker IL-6, BMP-2, VEGF, BALP, N-Mid-OC pada hari ke 28 (p<0> Pemberian beras angkak dosis 100mg/KgBB memiliki pengaruh paling besar terhadap seromarker. Terdapat juga perbedaan signifikan antar kelompok kontrol dan perlakuan RUST Score pada hari ke 14 dan ke 28 (p<0>

Simpulan: Beras angkak dosis 100 mg/KgBB mempercepat proses penyembuhan fraktur pada tikus model delayed union  pada hari ke 14 ditunjukkan dengan peningkatan VEGF, BMP-2, BALP, N-Mid-OC, RUST Score dan penurunan IL-6 pada proses remodelling di hari ke 28.