Abstrak


STRATEGI KESANTUNAN TINDAK TUTUR MENGELUH PADA PENYINTAS COVID-19 DENGAN PERSPEKTIF SOSIOPRAGMATIK


Oleh :
Nur Lailiyah - T112008009 - Fak. Ilmu Budaya

Disertasi ini memaparkan tentang realisasi penggunaan strategi tindak tutur mengeluh (TTM) dan strategi kesantunan yang digunakan oleh para penyintas Covid-19 yang dilihat dari sudut pandang jenis kelamin, usia dan pendidikan. Penelitian ini memiliki fondasi paradigma naturalis atau metode kualitatif. Data dikumpulkan melalui teknik wawancara terstruktur dengan sumber data informan yakni, 36 penyintas Covid-19 yang berbeda jenis kelamin dan dirawat di rumah sakit. Setiap TTM merepresentasikan situasi atau konteks tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan penyintas perempuan dan laki-laki tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan dalam pemakaian strategi mengeluh dan strategi kesantunan. Kedua gender dominan menggunakan strategi TTM annoyance dan paling banyak menggunakan strategi kesantunan face threatening. Meski demikian, perempuan yang berusia dewasa sarjana memilih cara mengeluh lebih sopan dibandingkan perempuan nonsarjana, perempuan sarjana cenderung menggunakan kalimat yang lebih panjang dan menggunakan kalimat tanya untuk melunakkan petutur, serta memodifikasi tuturannya. Perempuan nonsarjana cenderung menyalahkan dengan menggunakan kalimat langsung yang menunjukkan kejengkelan. Pada kondisi tertentu perempuan berusia dewasa berpendidikan sarjana juga dapat merealisasikan keluhannya kepada petutur dengan cara yang lebih kasar dibandingkan perempuan nonsarjana, laki-laki sarjana, dan nonsarjana yakni dengan bentuk penghakiman (strategi TTM explicit blame (person)). Sedangkan laki-laki usia dewasa berpendidikan sarjana dan nonsarjana sama-sama memiliki kecenderungan menggunakan strategi TTM yang bersifat menyerang dan secara implisit meminta perbaikan kepada petutur, sedangkan yang berusia lansia berpendidikan sarjana dan nonsarjana kecenderungan mengeluh yang bersifat meminta empati kepada petutur, hal yang sama juga dilakukan oleh perempuan berusia lansia. Strategi kesantunan face threatening lebih banyak digunakan oleh perempuan dewasa yang memiliki pendidikan sarjana.