Abstrak


Pengelolaan Sampah di Surakarta Tahun 1994-2016


Oleh :
Rais Ropa Pradana - B0416047 - Fak. Ilmu Budaya

Sampah di Surakarta terus bertambah setiap tahunnya, bersamaan dengan hal tersebut, TPA Putri Cempo sebagai satu-satunya TPA di Surakarta justru mencapai batas masa berlakunya. Penelitian ini bertujuan, pertama, mengetahui cara Surakarta mengelola sampahnya pada tahun 1994-2016. Kedua, mengetahui peran masyarakat Surakarta dalam mengelola sampah di Surakarta pada tahun 1994-2016.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang terdiri dari empat tahapan, yakni heuristik (pengumpulan sumber), kritik sumber (verifikasi), interpretasi, dan historiografi. Sumber penelitian ini adalah dokumen dari Arsipda Surakarta, Dinas Lingkungan Hidup Surakarta, dan Badan Pencatatan Sipil Surakarta, wawancara dengan pegawai DKP yaitu Joko Susilo, Suroto, Pramujo, dan Suparno. Sumber lainnya berupa buku-buku dan surat kabar sezaman.

Hasil penelitian menunjukkan, pertama, sampah di Surakarta pada tahun 1994-2009 dikelola dengan cara pengambilan dari sumber sampah, menampungnya di TPA, dan membuangnya di TPA. Perubahan teknis pengelolaan baru terjadi semenjak tahun 2005 dengan diterapkannya metode transfer depo untuk mengangkut sampah dari TPS menuju TPA dan penggantian becak pengangkut sampah dengan germosa (gerobak motor sampah). Perubahan signifikan terjadi semenjak tahun 2010 dengan berkembangnya metode pengelolaan sampah. Pengurangan timbulan sampah, pemilahan sampah, dan pengolahan sampah dimasukan ke dalam rantai pengelolaan sampah. TPA yang sudah sejak tahun 2002 tidak layak digunakan, akhirnya mulai diubah menjadi PLTSa pada tahun 2016. Kedua, peran masyarakat masih minim terutama pada periode 1994-2009 karena Surakarta hanya fokus pada pengelolaan sampah di bagian hilir. Peran masyarakat meningkat pada periode 2010-2016 karena peraturan yang berlaku menuntut masyarakat untuk berpartisipasi, pada periode ini dibentuk bank sampah-bank sampah di banyak Kelurahan di Surakarta.