Abstrak


Konstruksi Perempuan dalam Drama Kalimasada Murca dan Ginonjing serta Relevansinya sebagai bahan Ajar Drama di Sekolah Menengah Atas


Oleh :
Firda Hikmatul Amalia - K1219038 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mendeskripsikan struktur drama Kalimasada Murca, (2) mendeskripsikan struktur drama Ginonjing, (3) mengidentifikasi konstruksi perempuan dalam drama Kalimasada Murca, (4) mengidentifikasi konstruksi perempuan dalam drama Ginonjing, (5) mengidentifikasi relevansi drama Kalimasada Murca sebagai bahan ajar drama di SMA, dan (6) mengidentifikasirelevansi drama Ginoning sebagai bahan ajar drama di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan feminisme. sumber data penelitian ini meliputi dokumen (video drama Kalimasada Murca, video drama Ginonjing, kurikulum 2013, buku, artikel jurnal yang linier dengan permasalahan yang diangkat) dan informan (guru Bahasa Indonesia dan siswa kelas XI). Penelitian ini menggunakan purposive sampling sebagai teknik pengambilan sampel. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini adalah analisis dokumen dan wawancara mendalam. Teknik uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi teori dan triangulasi sumber data. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis mengalir. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, struktur drama Kalimasada Murca berupa alur, karakter, dan tema terjalin dengan baik. Kedua, struktur drama Ginonjing berupa alur, karakter, dan tema terjalin dengan baik. Ketiga, konstruksi perempuan pada drama Kalimasada Murca dapat dipaparkan bahwa terdapat satu proses konstruksi perempuan yang terjadi, yaitu proses konstruksi perempuan yang dialami oleh Muatakaweni sebagai perempuan pemberani dan sakti. Keempat, konstruksi perempuan pada drama Ginonjing dapat dipaparkan bahwa terdapat dua proses konstruksi perempuan yang terjadi, yaitu proses konstruksi perempuan yang dialami oleh R.A. Woerjan mengenai perempuan Jawa yang harus dipingit dan dijodohakan serta proses konstruksi oleh Kartini mengenai perempuan Jawa yang berbeda, yang tetap dapat melanjutkan pendidikan dan memilih suaminya sendiri. Kelima, drama Kalimasada Murca kurang relevan digunakan sebagai bahan ajar drama di SMA kelas XI. Tidak relevannya drama ini terletak pada KD 3.19 mengenai aspek kebahasaan. Selain itu drama ini relevan digunakan sebagai bahan ajar KD 3.19, 4.18, dan 4.19. Keenam, drama Ginonjing sangat relevan digunakan sebagai bahan ajar drama KD 3.18, 3.19, 4.18, dan 4.19 di SMA kelas XI. Hal tersebut dikarenakan aspek bahasa, isi, konflik, dan unsur intrinsik dalam drama ini sesuai dengan KD tersebut.