Abstrak


Perkembangan Seni Beladiri Taekwondo di Jawa Tengah Tahun 1968-2004


Oleh :
Luthfi Hardian Effendi - B0418036 - Fak. Ilmu Budaya

Luthfi Hardian Effendi B048036. 2023. Perkembangan Seni Beladiri Taekwondo di Jawa Tengah Tahun 1968-2004. Skripsi Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan secara deskripsi mengenai perkembangan seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah. Pertama, menjelaskan latar belakang berdirinya seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah. Kedua, mengetahui perkembangan seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah tahun 1968-1984. Ketiga, mengetahui perkembangan seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah tahun 1984-2004.

Sesuai dengan tujuan penelitian ini, maka metode yang digunakan adalah metode penelitian sejarah yang terdiri dari empat tahapan, yaitu Heuristik (pengumpulan sumber-sumber), Kritik Sumber (kritik intern dan kritik ekstern), Interpretasi, dan tahap terakhir merupakan Historiografi. Dengan memanfaatkan sumber sezaman sebagai sumber utama, penelitian ini menggunakan data Badan Pusat Statistik dan pemberitaan dalam surat kabar. Beberapa surat kabar yang penelitian ini gunakan, diantaranya adalah Harian Neraca, Jawa Pos, Merdeka, Pikiran Rakyat, Suara Karya, dan Suara Merdeka tahun 1985-2004. Penelitian ini juga menggunakan narasumber sebagai sumber utama, yaitu dengan mewawancarai tokoh-tokoh yang aktif dalam melatih dan mengembangkan seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah.

Berdasarkan analisis dari berbagai sumber yang telah didapatkan bahwa perkembangan seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah pertama kali pada tahun 1968. Berawal dari demonstrasi Master Kim Bok Man undangan dari INKOPAK. Selanjutnya, pada tahun 1976 para praktisi seni beladiri taekwondo dari Medan, Sumatera Utara masuk ke Jawa Tengah dan membuka dojang di kota-kota Jawa Tengah. Dibukanya dojang tersebut menghasilkan atlet-atlet handal, yang kemudian melanjutkan karir sebagai pelatih untuk terus mengembangkan seni beladiri taekwondo di kotanya masing-masing. Dalam perkembangannya seni beladiri taekwondo kemudian memiliki satu wadah organisasi, yaitu PBTI yang diakui oleh KONI. Sehingga, seni beladiri taekwondo kemudian dapat dipertandingkan dalam PON. Puncak dari tim taekwondo Jawa Tengah adalah keluar sebagai juara umum cabang olahraga seni beladiri taekwondo pada PON 1996 dan PON 2004.

Kesimpulan penelitian ini menunjukkan bahwa seni beladiri taekwondo dapat berkembang pesat di Jawa Tengah karena para praktisi dari Medan, Sumatera Utara yang masuk ke Jawa Tengah. Dalam perkembangannya seni beladiri taekwondo di Jawa Tengah sempat mengalami perselisihan antar pelatih akibat dari hadirnya dua aliran seni beladiri taekwondo. Hingga akhirnya lahir PBTI yang diakui oleh KONI. Sejak saat itu seni beladiri taekwondo terus berkembang bukan hanya sebagai seni beladiri, tetapi juga menjadi sebuah olahraga prestasi. Selain itu, seni beladiri taekwondo juga memiliki peranan di dalam lingkungan militer, yaitu sebagai salah satu seni beladiri yang dikuasai oleh prajurit Kopassus.