Abstrak


Efektifitas dan Kompatibilitas Trichoderma, Kompos, dan Arang Sekam untuk Pengendalian Busuk Pangkal Bawang Putih yang DIsebabkan Fusarium oxysporum f.sp cepae


Oleh :
Muhammad Alfian Anas Ikhfazzuddin - H0718100 - Fak. Pertanian

Bawang putih merupakan komoditas penting di Indonesia dengan permintaan yang tinggi, namun produksi bawang putih di Indonesia belum bisa memenuhi permintaan tersebut. Perkembangan permintaan bawang putih di Indonesia meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perkembangan ekonomi dan kesadaran masyarakat terhadap kebutuhan gizi. Masalah dalam budidaya bawang putih yaitu penyakit busuk pangkal yang disebabkan oleh patogen Fusarium oxysporum f. sp. cepae. Penyakit tersebut dapat mengganggu produktivitas bawang putih. Pengendalian alternatif yang ramah lingkungan dapat dilakukan dengan aplikasi agens hayati salah satunya Trichoderma sp. Menurut Novita (2011), aplikasi Trichoderma sp. ke dalam media tanam akan menghambat pertumbuhan dan perkembangan Fusarium oxysporum  f. sp. cepae sehingga kemampuannya untuk menginfeksi menjadi berkurang.Pengendalian dengan aplikasi agens hayati dapat dikombinasikan dengan aplikasi pupuk organik berupa pupuk kompos dan arang sekam.
Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2021 sampai dengan September 2021. Penelitian lapang dilaksanakan di Kebun Benih Hortikultura Tawangmangu, yang berlokasi di Jl. Raya Tawangmangu, Beji, Kecamatan Tawangmangu, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Penelitian ini dilaksanakan dengan uji lapang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dua faktor yaitu trichoderma dan pupuk organik (kompos dan arang sekam) dengan 9 perlakuan dan 3 ulangan. Variabel pengamatan antara lain muncul gejala, insidensi penyakit, persentase tanaman mati, intensitas layu daun, intensitas busuk umbi, laju infeksi, luas bawah kurva perkembangan penyakit, pertumbuhan tanaman, hasil, dan status keharaan tanah.
Hasil penelitian menunjukkan pemberian trichoderma dengan kombinasi pupuk kompos dan arang sekam menunjukkan pengaruh nyata terhadap penekanan intensitas serangan Fusarium oxysporum f.sp cepae. Kombinasi trichoderma dengan pupuk organik kompos dan arang sekam memiliki nilai efektivitas pengendalian layu daun yang lebih rendah dibanding semua perlakuan namun lebih tinggi jika dibandingkan dengan cara konvensional yaitu dengan 27,92%. Pemberian Trichoderma sp. tunggal mampu menghasilkan nilai intensitas busuk umbi yang paling rendah yaitu 21,67%. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian agens hayati mampu memberikan penekanan intensitas serangan Fusarium oxysporum f.sp cepae pada bawang putih yang lebih baik dibanding dengan cara petani. Kombinasi trichoderma dengan pupuk organik memberikan efektifitas penekanan penyakit yang lebih rendah dibanding dengan cara petani. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian kombinasi agens hayati berupa trichoderma dengan pupuk organik kompos dan arang sekam masih kurang efektif dibanding cara petani dengan pemberian bahan kimia dalam pengendalian patogen namun dalam aspek usaha tani cukup baik karena dengan pengendalian hayati modal yang dikeluarkan tergolong kecil namun dapat mengendalikan patogen mendekati kemampuan pengendalian secara kimiawi .