Abstrak


Analisis Standar Operasional Prosedur pada Gudang Beras Bulog dengan Metode Multiplicative Seasonal Model (Studi Kasus pada Gudang Bulog Baru telukan, Sukoharjo)


Oleh :
Anisa Damayanti - F0216009 - Fak. Ekonomi dan Bisnis

ANALISIS STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA PERENCANAAN KAPASITAS GUDANG BERAS BULOG DENGAN METODE MULTIPLICATIVE SEASONAL MODEL

(Studi Kasus pada Gudang Bulog Baru Telukan)

Manajemen rantai pasokan yang berkaitan erat dengan perencanaan kapasitas telah menjadi perhatian yang krusial di dalam perusahaan. Manajemen perencanaan kapasitas difokuskan untuk menangani ukuran unit yang dapat dicapai, diterima, disimpan dan diproduksi dalam periode tertentu. Namun, beberapa perusahaan belum mencapai solusi optimal dalam pelaksanaan manajemen perencanaan kapasitas. Tahapan perencanaan kapasitas terdiri dari jumlah fasilitas atau gudang yang dapat digunakan, peramalan permintaan akan produk di masa mendatang dan biaya pemeliharaan. Dalam meningkatkan tujuan guna mencapai nilai tambah dan profit, perusahaan perlu meningkatkan utilitas pada fasilitas yang dimiliki dengan tidak mengabaikan tingkat efisiensi. Tujuan dari penelitian ini mencoba mengidentifikasi poin Standar Operasional Prosedur di Perum Bulog khususnya Gudang Bulog Baru (GBB) Telukan yang memberikan dampak cukup signifikan pada sistem perencanaan kapasitas. Metode penelitian diawali dengan identifikasi masalah, mengumpulkan data, investigasi kasus menggunakan analisis sensitivitas dan solusi. Dari penelitian didapatkan perkiraan tingkat utilitas gudang untuk pemasukan beras di tahun 2019 sebesar 90,50% lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat utilitas gudang pada kegiatan pengeluaran beras sebesar 90,22%. Analisis sensitivitas juga menunjukkan bahwa tingkat utilitas gudang pada kegiatan pemasukan beras lebih tinggi 0,36% ketika asumsi dinaikkan dan 0,13% ketika diturunkan. Hasil juga menunjukkan tingkat efisiensi pemasukan lebih rendah dibandingkan pada kegiatan pengeluaran beras sebesar 9,15% menggunakan asumsi naik. Sama halnya menggunakan asumsi turun, tingkat efisiensi gudang pada kegiatan pemasukan beras lebih rendah 3,23%.