Berbagai aktivitas masyarakat Kota Surakarta seperti perekonomian, perkantoran, pendidikan berkumpul di pusat kota yang berakibat terjadinya kemacetan di ruas jalan Kota Surakarta pada jam-jam tertentu. Upaya pemerintah untuk mengurai kemacetan ini adalah dengan menyediakan Bus Rapid Transit (BRT). Di Kota Surakarta Bus Rapid Transit (BRT) dinamai dengan Batik Solo Trans (BST). BST menawarkan kenyamanan serta efisiensi baik dalam waktu maupun biaya bagi para penggunanya. Pada penelitian ini, dilakukan analisis untuk mengetahui nilai potensi demand, Ability To Pay (ATP) atau kemampuan untuk membayar dan Willingness To Pay (WTP) atau kemauan untuk membayar pada pegawai dan pengunjung Balai Kota Surakarta. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survei. Terdapat 2 data yang digunakan pada penelitian ini yakni data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari penyeberan kuesioner secara langsung kepada pengunjung dan pegawai Balai Kota Surakarta. Sedangkan untuk data sekunder diperoleh langsung dari website Badan Pusat Statistik Surakarta, Dinas Perhubungan Kota Surakarta dan PT. Batik Solo Trans (BST). Dari survei yang telah dilakukan, didapatkan populasi pengunjung dan pegawai Balai Kota Surakarta sebesar 1768 orang. Didapat nilai potensi demand BST sebesar 1223 orang yang merupakan 69?ri total populasi. Didapat juga nilai ATP total Balai Kota Surakarta sebesar Rp9.377,12 dan WTP total Balai Kota Surakarta sebesar Rp3.358,74.