Akbar Rahadwian Sutrisno, 2023. POTENSI PEMANENAN AIR HUJAN UNTUK AIR BAKU (Studi Kasus: Kota Surakarta). Skripsi. Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Air merupakan sumber daya alam yang penting dalam memenuhi kebutuhan hidup. Masalah yang sering dihadapi berkaitan yang berkaitan dengan kekurangan dan kelebihan air, yaitu selama musim kemarau terjadi kelangkaan air sedangkan pada musim hujan terjadi banjir akibat kelebihan air yang tidak mampu ditampung oleh sungai. Salah satu cara untuk mengelola air yaitu dengan Pemanenan Air Hujan (PAH). Air hujan yang jatuh di atap kemudian dikumpulkan di Instalasi Pemanenan Air Hujan dan bisa dimanfaatkan untuk mencukupi kebutuhan air dan mereduksi genangan/ limpasan.
Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif dengan mengolah data hujan untuk mendapatkan hujan andalan yang kemudian digunakan untuk menghitung potensi volume air hujan selama 1 tahun. Data curah hujan yang digunakan dalam penelitian adalah dari data curah hujan selama 20 tahun dari tahun 2003 – 2022 dari Stasiun Hujan Mojolaban, Stasiun Hujan Pabelan, Stasiun Hujan Baki dan Stasiun Hujan BPSDA Bengawan Solo. Perhitungan luas atap bangunan dihitung dengan menggunakan software QGIS dan ukuran volume tangki penampungan air hujan dihitung berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No 12 Tahun 2009. Kebutuhan air dihitung berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan air per kapita.
Hasil penelitian ini menunjukkan potensi volume air hujan yang jatuh di atap yang bisa dimanfaatkan sebesar 15.266.750,14 m3/tahun. Potensi penggunaan Pemanenan Air Hujan untuk pemenuhan kebutuhan air adalah sebesar 3.229.104,24 m3/tahun. Volume air hujan yang dipanen di tangki pemanenan air hujan tidak dapat memenuhi volume kebutuhan air di 5 kecamatan di Kota Surakarta sehingga hanya untuk menambah ketersediaan air baku di Kota Surakarta.
