Abstrak


Kohesi Penanda Partisipan dan Koneksitas Wacana Bahasa Jawa dalam Naskah Jayengwiharja Astana Gadhingan Karya R.M. Jayengwiharja (Suatu Kajian Wacana Naratif)


Oleh :
Agra Galih Triasyabani - B0119003 - Fak. Ilmu Budaya

Agra Galih Triasyabani. B0119003. Kohesi Penanda Partisipan dan Koneksitas Wacana Bahasa Jawa dalam Naskah Jayengwiharja: Astana Gadhingan Karya R.M. Jayengwiharja (Suatu Kajian Wacana Naratif). Skripsi: Program Studi Sastra Daerah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juni 2023.

Penelitian ini dilakukan berdasarkan tiga pokok permasalahan, yaitu: (1) bagaimanakah wujud satuan lingual penanda partisipan pada naskah Jayengwiharja: Astana Gadhingan karya R.M. Jayengwiharja? (2) bagaimanakah wujud satuan lingual penanda koneksitas wacana pada naskah Jayengwiharja: Astana Gadhingan karya R.M. Jayengwiharja? (3) bagaimanakah karakteristik satuan lingual penanda partisipan dan koneksitas wacana pada naskah Jayengwiharja: Astana Gadhingan karya R.M. Jayengwiharja? Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeskripsikan wujud satuan lingual penanda partisipan, wujud satuan lingual penanda koneksitas wacana, serta mendeskripsikan karakteristik satuan lingual penanda partisipan dan koneksitas wacana pada naskah Jayengwiharja: Astana Gadhingan karya R.M. Jayengwiharja.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan merupakan data tulis yang berupa klausa atau kalimat yang memuat penanda partisipan dan koneksitas tuturan. Sumber data penelitian ini yaitu naskah Jayengwiharja: Astana Gadhingan karya R.M. Jayengwiharja. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik dasar simak yang dilanjutkan dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan yaitu metode agih. Adapun teknik dasar yang digunakan yaitu teknik Bagi Unsur Langsung (BUL) dengan teknik lanjutannya yaitu teknik lesap dan teknik ganti.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) penanda partisipan mengacu pada persona pertama, kedua, dan ketiga yang dinyatkaan melalui penggunaan pronomina persona, pronomina demonstratif, pronomina relatif, kata sandang, kata sapaan, dan frasa pronomina persona. (2) penanda koneksitas wacana dinyatakan melalui penggunaan konjungsi yang bermakna kronologis, sirkumtansial, sorot-balik, kausalitas, pertentangan, hipotetis, tak teramalkan, dan gabungan atau kombinasi, (3) terdapat karakteristik penanda partisipan yang berbentuk monomorfemis, polimorfemis, dan kombinasi yang dinyatakan dalam ragam ngoko, krama, maupun literer dengan fungsi sebagai penanda pengacuan, tingkat sosial tokoh, dan hubungan antartokoh. Penanda koneksitas wacana dinyatakan melalui konjungsi koordinatif dan subordinatif yang bersifat intrakalimat, antarkalimat, dan antarparagraf atau intratekstual.