Abstrak


ANALISIS MALE FEMINIS LAN KONTRA MALE FEMINIS SAJRONING NOVEL ANA CRITA ING PINGGIRE TEBONANGGITAN TULUS SETIYADI LAN JUMBUHEKARO PASINAON BASA JAWA ING SMA


Oleh :
Fitria Ida Rifani - K4219031 - Fak. KIP

            Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Unsur intrinsik novel Ana Crita ing Pinggire Tebon karya Tulus Setiyadi, (2) Analisis male feminis dan kontra male feminis novel Ana Crita ing Pinggire Tebon karya Tulus Setiyadi, (3) Relevansi hasil analsis male feminis dan kontra male feminis novel Ana Crita ing Pinggire Tebon karya Tulus Setiyadi dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMA. Penelitian ini berupa penelitian deskriptif kualitatif dengan metode analisis isi. Sumber data berupa novel Ana Crita ing Pinggire Tebon karya Tulus Setiyadi. Sumber data sekunder yaitu informan ahli sastra, guru bahasa Jawa, siswa SMA, dan dokumen berupa gambar, silabus kurikulum 2013, buku dan artikel jurnal. Subjek penelitian ini diambil dengan cara purposive sampling. Teknik pengumpulan data campuran dengan analisis dokumen, dan wawancara. Tenik uji validitas dengan triangulasi teori dan triangulasi sumber. Teknik analisis data dengan analisis interaktif. Hasil peneilitan ini pertama, unsur intrinsik yang terkandung dalam novel Ana Crita ing Pinggire Tebon karya Tulus Setiyadi lengkap termasuk tema, cerita, plot/alur, tokoh dan penokohan, latar/setting, sudut pandang, bahasa, dan moral. Kedua, analisis tokoh laki-laki yang tergolong male feminis adalah Pak Dali, Kicuk, Somad, Kumagrenks, dan Kondektur. Sedangkan kontra male feminis yaitu Sulinggo, Togut, Pak Bentu, Ko Bien, Sastropedo, dan Ahmad. Ketiga adalah hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran bahasa Jawa kelas XI SMA, karena novel tersebut menggunakan bahasa sehari-hari yang mudah dipahami. Percakapan didalam cerita bisa menjadi contoh untuk para siswa mempelajari tingkat tutur bahasa Jawa. Cerita yang disajikan menarik dan sesuai dengan kehidupan generasi muda. Adanya tokoh male feminis dan kontra male feminis bisa sebagai pengingat para siswa agar mengerti apa yang bisa dicontoh, dan apa yang harus dihindari. Moral yang terkandung didalamnya bisa digunakan sebagai sarana mengembangkan karakter peserta didik yang agar menjadi lebih baik.