Abstrak


KONSTRUKSI SOSIAL PRAKTEK MENGEMIS DI TPU BONOLOYO (Studi di Kampung Karangasem, Kadipiro, Banjarsari)


Oleh :
Sofi Nur Megarani - K8417066 - Fak. KIP

Sofi Nur Megarani. K8417066. KONSTRUKSI SOSIAL PRAKTEK MENGEMIS DI TPU BONOLOYO (Studi di Kampung Karangasem, Kadipiro, Banjarsari). Skripsi. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. Juli. 2023.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji faktor-faktor yang menyebabkan munculnya pengemis di kawasan TPU Bonoloyo dan proses terbentuknya konstruksi sosial dalam praktek mengemis di tempat tersebut. Perilaku masyarakat terbangun atas kondisi lingkugan sekitar, dan kondisi lingkungan turut dipengaruhi oleh perilaku masyarakat terhadap lingkungan. Lingkungan yang dimaksud ialah TPU Bonoloyo. Konstruksi dalam penelitian yang dilakukan ini akan mengangkat tentang bagaimana terbangunnya pemikiran masyarakat tentang pengemis di TPU Bonoloyo. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan strategi fenomenologi. Pengumpulan data primer melalui wawancara dengan informan yang terlibat aktif dan memahami aktivitas pengemis di TPU Bonoloyo, seperti juru kunci setempat, pengemis TPU Bonoloyo, dan peziarah. Selain itu, observasi dilakukan terhadap aktivitas pengemis saat mereka membersihkan makam dan berinteraksi dengan peziarah. Observasi dilakukan secara bersamaan dengan wawancara selama dua bulan. Data sekunder diperoleh dari berkas milik Kantor TPU Bonoloyo, termasuk tanda bukti pembayaran retribusi, serta peta blok pemakaman TPU Bonoloyo yang digunakan untuk mendukung deskripsi hasil penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor kultural muncul dari kebiasaan orang tua memiliki pengaruh yang signifikan terhadap perilaku anak di masa depan, termasuk kecenderungan untuk mengemis. Anak-anak yang tumbuh dalam keluarga di mana orang tua mereka sebagai pengemis cenderung memandang mengemis sebagai cara yang sah untuk mencari nafkah. Faktor ekonomi memainkan peran penting dalam praktik mengemis di TPU Bonoloyo. Penelitian lapangan menunjukkan bahwa mengemis memberikan sumber penghasilan yang mudah bagi informan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari mereka. Faktor sosial, meliputi kondisi sosial dari keluarga informan dapat mempengaruhi kemiskinan antargenerasi, di mana situasi sosial yang terbatas mempengaruhi kemampuan informan untuk keluar dari siklus kemiskinan.
Konstruksi sosial pada pengemis di TPU Bonoloyo merupakan hasil dari tindakan manusia yang berulang dan terus menerus. Setiap kali pengemis berinteraksi dengan peziarah, mereka berperan dalam membangun kembali realitas sosial. Melalui proses ini, gagasan, norma, dan nilai-nilai diterima, dipertahankan, dan direproduksi secara berkelanjutan oleh masyarakat. Konstruksi sosial pada pengemis di TPU Bonoloyo terjadi secara terus-menerus seiring dengan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses berulang ini, realitas sosial terbentuk, dipertahankan, dan berkembang sesuai dengan tindakan dan interaksi manusia. Dengan pemahaman yang lebih dalam tentang konstruksi sosial ini, diharapkan dapat memberikan wawasan yang berguna dalam pengembangan kebijakan dan upaya penanggulangan masalah pengemis di tempat pemakaman umum.