Abstrak


EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF CONNECTING, ORGANIZING, REFLECTING, EXTENDING (CORE) TERHADAP KEMAMPUAN LITERASI MATEMATIKA SISWA DITINJAU DARI ADVERSITY QUOTIENT SISWA KELAS X SMA NEGERI 3 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2022/2023


Oleh :
Nurina Safitri - K1319055 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengetahui manakah yang memberikan kemampuan literasi matematika yang lebih baik, siswa yang diberikan model pembelajaran langsung atau model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending; (2) mengetahui manakah yang memberikan kemampuan literasi matematika yang lebih baik, siswa yang memiliki adversity quotient tinggi, sedang, atau rendah; (3) mengetahui manakah yang memberikan kemampuan literasi matematika lebih baik, siswa yang memiliki adversity quotient tinggi, sedang, atau rendah pada masing-masing model pembelajaran; (4) mengetahui manakah yang memberikan kemampuan literasi matematika yang lebih baik, siswa yang diberikan model pembelajaran langsung atau model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending pada masing-masing tingkat adversity quotient (tinggi, sedang, dan rendah). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu dengan populasi penelitian seluruh siswa kelas X SMA Negeri 3 Surakarta. Sampel penelitian yaitu siswa kelas X-E1 dan X-E2 yang masing-masing berjumlah 36 siswa tiap kelas. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode angket untuk adversity quotient siswa dan metode tes untuk mengukur kemampuan literasi matematika siswa. Analisis data menggunakan uji ANAVA dua jalan sel tak sama, kemudian dilanjutkan uji komparasi ganda menggunakan metode Scheffe? dengan taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) kemampuan literasi matematika siswa yang diberikan model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending lebih baik dibandingkan kemampuan literasi matematika siswa yang diberikan model pembelajaran langsung; (2) kemampuan literasi matematika siswa yang memiliki adversity quotient tinggi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki adversity quotient sedang dan rendah. Kemampuan literasi matematika siswa yang memiliki adversity quotient tinggi sama baiknya dengan siswa yang memiliki adversity quotient sedang; (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan adversity quotient tinggi memiliki kemampuan literasi matematika lebih baik daripada siswa dengan adversity quotient sedang dan rendah. Siswa dengan adversity quotient sedang memiliki kemampuan literasi matematika yang sama baiknya dengan siswa dengan adversity quotient tinggi; (4) pada masing-masing tingkat adversity quotient siswa, siswa yang dikenai model pembelajaran Connecting, Organizing, Reflecting, and Extending memiliki kemampuan literasi matematika yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran langsung.