Stunting adalah gangguan pada tumbuh kembang anak yang disebabkan oleh kekurangan nutrisi kronis dan infeksi berulang, yang ditandai dengan tinggi badan anak di bawah standar. Prevalensi stunting di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 24,4 persen. Pemerintah menetapkan target prevalensi stunting yang harus dicapai pada tahun 2024 sebesar 14 persen, sehingga diperlukan tindakan yang tepat agar prevalensi stunting dapat mencapai target tersebut. Tindakan yang dapat dilakukan salah satunya yaitu mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi stunting. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap prevalensi stunting. Metode analisis yang digunakan yaitu regresi semiparametrik spline truncated linier dengan kombinasi titik knot (3,3,3,1,1). Pemilihan titik knot optimal diperoleh berdasarkan nilai GCV terkecil yaitu sebesar 3,39343. Semua faktor yang digunakan berpengaruh signifikan terhadap prevalensi stunting dengan koefisien determinasi yang disesuaikan sebesar 94,95966 persen. Variabel yang berpengaruh signifikan terhadap prevalensi stunting adalah bayi dengan BBLR, IMD, bayi memperoleh ASI eksklusif, balita memperoleh vitamin A, rumah tangga memiliki akses sarana air minum layak, dan rumah tangga memiliki akses sarana sanitasi layak.