Pendahuluan: Prevaensi sindrom metabolik semakin meningkat seiring waktu. Pencegahannya dapat dengan merekayasa jumlah reseptor ACE2 yang bersifat antiinflamasi. Tanaman kelor (Moringa oleifera, Lam.) juga memiliki efek antiinflamasi dan antihiperlipidemia. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh ekstrak etanolik daun kelor terhadap tingkat ekspresi reseptor ACE2 pada otak tikus sindrom metabolik terinduksi.
Metode: Penelitian bersifat eksperimental laboratorium dengan 30 ekor tikus putih Wistar (Rattus norvegicus) sebagai subjek. Subjek dibagi menjadi lima kelompok: KN adalah kelompok kontrol; K- adalah kelompok model sindrom metabolik; PI, PII, dan PIII adalah kelompok model sindrom metabolik yang diberi ekstrak etanolik daun kelor dosis 150, 250, dan 350 mg/ kgBB/ hari. Variabel bebas penelitian adalah ekstrak etanolik daun kelor dan variabel terikatnya adalah ekspresi reseptor ACE2 di otak tikus dalam bentuk IDS. Analisis data menggunakan one-way ANOVA, uji post hoc Honest Significant Difference dan uji regresi linear. Pengamatan ekspresi ACE2 dilakukan pada korteks dan white matter otak tikus.
Hasil: Hasil one-way ANOVA pada korteks dan white matter adalah p=0.000 < 0>post hoc menunjukkan perbedaan bermakna yang bervariasi pada kedua area. Uji regresi linear menunjukkan peningkatan dosis ekstrak tidak berhubungan dengan tingkat ekspresi reseptor ACE2 pada korteks dan white matter dengan p value masing-masing adalah 0.109 dan 0.428.
Simpulan: Ekstrak etanolik daun kelor dapat meningkatkan ekspresi reseptor ACE2 pada otak tikus Wistar tetapi peningkatan dosisnya tidak berhubungan dengan tingkat ekspresi ACE2 pada otak tikus Wistar model sindrom metabolik terinduksi.