Abstrak


UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MEMBENTUK JARINGAN SOSIAL GUNA MENGEMBANGKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DESA WISATA BATIK GIRILAYU


Oleh :
Hawa La'ala Nabilla Fada - K8419043 - Fak. KIP

ABSTRAK

Hawa La’ala Nabilla Fada. K8419043. UPAYA PEMERINTAH DESA DALAM MEMBENTUK JARINGAN SOSIAL GUNA MENGEMBANGKAN PARIWISATA BERKELANJUTAN DI DESA WISATA BATIK GIRILAYU. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juli 2023.

Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan: (1) Upaya pemerintah desa dalam membentuk jaringan sosial guna mengembangkan pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Batik Girilayu, (2) faktor pendorong dan penghambat jaringan sosial dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Desa Wisata Batik Girilayu.

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi kejadian di lapangan terkait jaringan sosial yang dibentuk Pemerintah Desa, informan (Pemerintah Desa Girilayu, Paguyuban Giri Arum, Kelompok Sadar Wisata Girilayu, Koordinator Bank Indonesia (Rumah Zakat Solo), Dinas terkait dan masyarakat Girilayu), dan dokumen pendukung. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi partisipasi moderat, wawancara mendalam dan semi terstruktur, serta analisis dokumentasi. Teknik uji validitas menggunakan triangulasi sumber data. Teknik analisis data dilakukan dengan teknik analisis interaktif.

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan: (1) Pemerintah desa membentuk jaringan sosial dengan pihak internal dan eksternal. Pihak internal adalah Paguyuban dan Kelompok Sadar Wisata, sedangkan pihak eksternal adalah Bank Indonesia dan dinas terkait serta daerah wisata lain. Di dalam jaringan sosial tersebut terdapat unsur keterlekatan, lubang struktural, norma dan kepadatan jaringan, dan kekuatan ikatan lemah yang menjadi landasan dari adanya jaringan sosial. (2) Jaringan sosial yang dibentuk pemerintah desa memiliki faktor pendukung yakni potensi batik yang menjadi tujuan jaringan sosial, hubungan yang terjalin antar aktor, dan hubungan kerja sama antar stakeholders. Di sisi lain, faktor penghambatnya adalah rendahnya kualitas dan kuantitas SDM yang berakibat pada peran ganda oleh beberapa aktor, SOP yang tidak kurang ditaati, dan kurangnya loyalitas dari kelembagaan.