Abstrak


Pengukuran Tingkat Ekoefisiensi Batik Cappewarna Naphtol Dan Remazol Dengan Metodelife Cycle Assessment (LCA)


Oleh :
Celin Maylani Pristiawati - M0819014 - Fak. MIPA

Proses pewarnaan batik cap yang menggunakan bahan kimia, inefisiensi atau pemborosan menyebabkan timbulan limbah menjadi banyak. Jenis pewarna sintetis yang paling sering digunakan adalah remazol dan naphtol. Pewarna remazol lebih mudah digunakan dan hargannya lebih murah, sedangkan pewarna naphtol tidak perlu menggunakan waterglass untuk mengunci warna dalam proses produksinya. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan potensi dampak lingkungan, menentukan besarnya biaya lingkungan, dan membandingkan tingkat ekoefisiensi dari penggunaan pewarna naphtol dan remazol di UKM Batik Merak Manis dan UKM Batik Gondosari. Metode yang digunakan antara lain life cycle assessment (LCA) dengan bantuan software SimaPro 9.5, perhitungan eco-cost, dan perhitungan ekoefisiensi. Metode LCA yang digunakan adalah eco-indocator 99, sedangkan database yang digunakan yaitu agri-footprint, ecoinvent 3, dan USLCI. Lingkup penelitian yang digunakan adalah gate to gate. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besarnya potensi dampak lingkungan total pada UKM Batik Merak Manis dan UKM Batik Gondosari secara berturut – turut adalah 835,1512 pt dan 798,9720 pt. Besarnya biaya pencegahan dampak lingkungan (eco-cost) di UKM Batik Merak Manis adalah Rp 38.658.662,85, sedangkan pada UKM Batik Gondosari sebesar Rp 38.588.738,92. Hasil perhitungan tingkat ekoefisiensi pada UKM Batik Merak Manis adalah 27,8?n UKM Batik Gondosari besarnya 2%, yang berarti tingkat ekoefisiensi dari kedua industri batik tersebut harus lebih ditingkatkan