Abstrak


Realisme Magis dalam Novel Orang-Orang Oetimu (2019) Karya Felix K. Nesi sebagai Bentuk Sastra Postmodern


Oleh :
Divani Majidullah Syarief - B0219018 - Fak. Ilmu Budaya

Divani Majidullah Syarief. B0219018. 2023. “Realisme Magis dalam Novel Orang-Orang Oetimu (2019) Karya Felix K. Nesi sebagai Bentuk Sastra Postmodern”. Skripsi: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan hipotesis bahwa realisme magis dalam novel Orang-Orang Oetimu (2019) merupakan bentuk sastra postmodern. Novel karya Felix K. Nesi ini berkisah tentang kehidupan masyarakat Timor dengan segala kepercayaan mistisnya. Analisis novel ini menggunakan konsep realisme magis Wendy B. Faris yang kemudian data realisme magis tersebut dikaji kembali menggunakan teori postmodern. Rumusan masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) apa saja anasir-anasir realisme magis yang ada dalam novel Orang-Orang Oetimu (2019) karya Felix K. Nesi?, (2) mengapa anasir-anasir tersebut dianggap sebagai realisme magis?, dan (3) apakah realisme magis dalam novel Orang-Orang Oetimu (2019) karya Felix K. Nesi dapat dikatakan sebagai sastra postmodern?

Penelitian ini bersifat kualitatif dengan data primer narasi cerita dalam novel Orang-Orang Oetimu (2019) yang mengandung anasir realisme magis. Sumber data primer dari riset ini adalah novel Felix K. Nesi, Orang-Orang Oetimu (2019). Data dihimpun dengan teknik baca dan catat. Data yang terkumpul kemudian dianalisis menggunakan teori Wendy B. Faris.

Hasil penelitian menujukkan bahwa anasir-anasir realisme magis dalam novel memang sejalan terhadap konsep realisme magis Wendy B. Faris. Novel tersebut sejalan dengan konsep realisme magis, yaitu the irreducible element, the phenomenal world, unsettling doubt, merging realms, dan the disruption of time, space and identity. Realisme magis dalam novel ini juga ditulis menggunakan teknik interpolation menurut konsep sastra postmodern Brian McHale. Kontennya pun sejalan dengan konsep postmodernisme Linda Hutcheon sebagai bentuk pengerjaan ulang masa lalu. Pengarang mengajak pembaca untuk merefleksi ulang sejarah yang terjadi antara masyarakat Timor dan bangsa pendatang. Orang Timor dianggap sebagai bangsa primitif dan perlu diberadabkan sehingga bangsa pendatang memaksakan kebudayaannya alih-alih memahami kebudayaan orang Timor.