Abstrak


Konstruksi kompas dalam dua blog (analisis wacana kritis tentang konstruksi harian umum kompas dalam blog kompas inside dan inside kompas)


Oleh :
Haris Firdaus - D0204056 - Fak. ISIP

ABSTRAK Di Indonesia, Harian Kompas merupakan suratkabar terbesar yang banyak dianggap berhasil memadukan kepentingan pengembangan bisnis dan idealisme pers. Citra Kompas sebagai harian yang profesional, bermutu tinggi, santun dan humanis melekat di benak pembaca koran Indonesia. Citra tersebut merupakan salah satu faktor yang menyebabkan Kompas menuai sukses di bidang bisnis. Sejak mulai terbit pada 28 Juni 1965, Kompas telah berhasil mengembangkan bisnisnya ke berbagai lini, seperti penerbitan buku, usaha toko buku, penerbitan majalah dan tabloid, sampai bisnis perhotelan. Semua lini bisnis itu kini bernaung di bawah Kelompok Kompas Gramedia (KKG). Sebagaimana media massa lain di Indonesia, sebenarnya Kompas juga menghadapi sejumlah masalah yang berpotensi mencoreng citra positifnya. Akan tetapi, kebanyakan masalah yang dihadapi Kompas selalu berhasil diredam sehingga masalah tersebut tidak mendapat publikasi luas. Kondisi berbeda terjadi pada akhir 2006 ketika terjadi pemecatan terhadap P. Bambang Wisudo, seorang wartawan senior Kompas. Wisudo yang merasa tidak pantas dipecat, kemudian melakukan perjuangan untuk membatalkan PHK terhadap dirinya. Ia didukung oleh Aliansi Jurnalis Independen (AJI) dan juga sejumlah organisasi buruh dan mahasiswa lainnya. Komite bersama yang melakukan advokasi kasus Wisudo kemudian membuat Blog Kompas Inside untuk mempublikasikan proses perjuangan mereka. Seorang wartawan Kompas bernama Pepih Nugraha merasa Kompas Inside hanya berisi hal-hal yang mendiskreditkan Kompas. Ia lalu membuat blog tandingan bernama Inside Kompas. Kompas Inside dan Inside Kompas sama-sama berisi soal Harian Kompas tapi dengan kepentingan berbeda. Penelitian ini hendak membongkar bagaimana kedua blog tersebut mengonstruksi Harian Kompas sekaligus melakukan interpretasi dan eksplanasi atas kecenderungan tersebut. Fokus analisis penelitian ini adalah postingan di kedua blog tersebut pada masa empat bulan awal berdirinya blog. Penelitian ini menggunakan metode analisis wacana kritis Norman Fairclough sebagai pisau analisa. Peneliti melakukan analisis di tiga level yang berbeda: level teks, level praktik wacana (proses produksi dan konsumsi blog), serta level sosiokultural. Analisis teks menggunakan metode analisis bahasa kritis yang diperkenalkan oleh Norman Fairclough sebagai alat analisa untuk membongkar kecenderungan tekstual di dua blog tersebut. Analisis praktik wacana merupakan fase interpretasi di mana peneliti melakukan wawancara mendalam dengan produsen dan konsumen blog. Sementara itu, di bagian analisis sosiokultural, peneliti melakukan analisa untuk mengetahui kondisi situasional mikro, kondisi institusional, dan kondisi sosial makro yang memengaruhi kecenderungan tekstual kedua blog tersebut.