Abstrak


Perancangan dan Uji Performa Sistem Penangkap Tar Gas Produser Hasil Gasifikasi Cangkang Sawit


Oleh :
Hafiz Norman - V2620021 - Sekolah Vokasi

Indonesia mempunyai potensi biomassa cangkang sawit yang melimpah, cangkang sawit dapat dijadikan sebagai bahan bakar pembangkit listrik melalui proses gasifikasi. Namun dalam penerapannya gas yang dihasilkan pada proses gasifikasi masih mengandung senyawa pencemar organik yang disebut sebagai tar. Tar terdiri dari berbagai macam senyawa dari komponen organik sampai komponen ringan seperti benzene, fenol, hingga polycyclic aromatic hydrocarbon (PAH). Tar apabila masuk ke dalam mesin diesel dapat menyebabkan kemacetan pada komponen mesin dan mengganggu kinerja mesin secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu dilakukan proses penyisihan tar dalam gas produser. Salah satu teknik penyisihan tar dapat dilakukan dengan metode absorbsi, yaitu dengan mengontakkan gas produser dengan pelarut dalam alat penangkap tar.

Pada penelitian ini dilakukan proses gasifikasi untuk menghasilkan gas produser yang akan diaplikasikan ke dalam mesin diesel untuk memproduksi listrik. Percobaan dilakukan dengan 2 bagian, yaitu pembuatan gas produser, dan penyisihan tar. Pembuatan gas produser dilakukan dalam gasifier tipe updraft, sedangkan penyisihan tar dilakukan dalam scrubber, elutriator, heat exchanger, dan penangkap tar. Penangkap tar berbentuk kubus dengan dimensi 110 mm (panjang), 110 mm (lebar), 110 mm (tinggi) yang berjumlah dua buah dan dirangkai secara seri. Rangkaian seri penangkap tar diletakkan dalam wadah yang berisi air, es batu, dan garam. Dalam penelitian ini dilakukan variasi pelarut yang digunakan, yaitu isopropil alkohol, aquadest, minyak jelantah, dan oli bekas. Pengambilan sampel tar yang masih lolos setelah melewati rangkaian penangkap tar dilakukan dengan menggunakan impinger yang berisi isopropil alkohol sebagai media penyerap tar. Setelah itu, tar yang tertangkap dalam impinger dilakukan pengujian gravimetri untuk memurnikan tar sehingga diperoleh berat tar.

Kondisi operasi gasifikasi berlangsung pada ER 0,07 atau dibawah ER optimal gasifikasi sehingga kandungan tar yang dihasilkan lebih besar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rangkaian alat penangkap tar mampu menurunkan kandungan tar. Penurunan kandungan tar tertinggi pada pelarut isoporpil alkohol 99,25% b/b dengan tar yang masih lolos sebesar 0,31 g/m3, diikuti aquadest 89,35% b/b dengan kandungan tar 4,43 g/m3, minyak jelantah 58,26% b/b dengan kandungan tar 17,34 g/m3 b/b, dan oli bekas 50,32% b/b dengan kandungan tar 20,64 g/m3 b/b.