;

Abstrak


INTEGRASI NILAI KARAKTER BERBASIS KEARIFAN LOKAL MELALUI KEGIATAN EKSTRAKURIKULER TARI CEPETAN (Studi Kasus di SD Negeri 3 Pandansari, Kebumen)


Oleh :
Wahyu Khasanah - S031908023 - Fak. KIP

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan integrasi nilai karakter berbasis kearifan lokal melalui kegiatan ekstrakurikuler tari Cepetan di SD Negeri 3 Pandansari.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini adalah Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Kebumen, seniman, Kepala SD Negeri 3 Pandansari, guru ekstrakurikuler, dan peserta didik. Teknik pengumpulan data yang digunakan ialah observasi, wawancara, angket, dan studi dokumen. Teknik analisis data yang digunakan ialah Analisis Interaktif Miles dan Hubermanyang terdiri dari pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tari Cepetan merupakan kesenian tradisional berupa tari kerakyatan masyarakat dusun Karangjoho, Karanggayam, Kebumen. Di dalamnya terdapat nilai karakter religius, disiplin, kerja keras, dan kerja sama. Tari Cepetan tidak hanya dipandang sebatas kebudayaan lokal, namun bisa dijadikan sebagai sarana pengntegrasian nilai karakter. Dalam prosesnya diawali dengan mengenalkan tari Cepetan, memodifikasi tari Cepetan, dan menanamkan nilai-nilai dalam tari Cepetan pada keseharian peserta didik. Di dalam tari Cepetan yang telah dimodifikasi terdapat nilai karakter religius, peduli, disiplin, kerja keras, dan kerja sama. Selain itu, tentunya terdapat faktor pendukung yakni visi misi SD Negeri 3 Pandansari yang ingin menata lingkungan sekolah yang kondusif untuk pelestarian budaya lokal dan membuat program-program sekolah yang eksplisit mengarah pada penanaman nilai-nilai karakter dalam budaya lokal. Adanya kemampuan dan pengalaman dari pendidik yakni keterlibatan seniman, serta antusiasme warga sekolah dalam menanamkan nilai-nilai karakter dalam kehidupan sehari-hari. Sementara faktor penghambatnya yakni sampai saat ini stigma pendidikan berbasis kearifan lokal masih dipandang sebagai mata pelajaran komplementer yang bukan merupakan skala prioritas. Padahal melalui pendidikan berbasis kearifan lokal selain mampu menjadikan budaya semakin popular sebagai identitas bangsa, juga mampu mengenalkan nilai-nilai luhur sebagai bekal siswa dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.