Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) kemampuan komunikasi matematis mana yang lebih baik antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL); (2) kemampuan komunikasi matematis mana yang lebih baik antara siswa dengan Self-Efficacy matematika tinggi, sedang, atau rendah; (3) pada masing-masing model pembelajaran, kemampuan komunikasi matematis mana yang lebih baik antara siswa dengan Self-Efficacy matematika tinggi, sedang, atau rendah; dan (4) pada masing-masing Self-Efficacy matematika, kemampuan komunikasi matematis mana yang lebih baik antara siswa yang diajarkan dengan model pembelajaran Missouri Mathematics Project (MMP) atau model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental semu. Populasi penelitian adalah seluruh siswa kelas X SMA Negeri 4 Surakarta tahun pelajaran 2022/2023. Sampel penelitian ini adalah siswa X-E9 sebagai kelas eksperimen 1 yang diberikan model pembelajaran MMP dan siswa X-E10 sebagai kelas eksperimen 2 yang diberikan model pembelajaran PBL. Sampel diambil dengan menggunakan teknik cluster random sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan metode dokumentasi, metode angket, dan metode tes. Analisis data yang digunakan adalah uji analisis variansi dua jalan sel tak sama, kemudian dilanjutkan uji komparasi ganda menggunakan metode Sheffe pada taraf signifikansi 0,05. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : (1) siswa yang dikenai model pembelajaran MMP memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran PBL; (2) siswa dengan self efficacy matematika tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya dengan siswa dengan self efficacy matematika sedang, siswa dengan self efficacy matematika sedang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya dengan siswa dengan self efficay matematika rendah, siswa dengan self efficacy matematika tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa dengan self efficacy matematika rendah; (3) pada masing-masing model pembelajaran, siswa dengan self efficacy matematika tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya dengan siswa dengan self efficacy matematika sedang, siswa dengan self efficacy matematika sedang memiliki kemampuan komunikasi matematis yang sama baiknya dengan siswa dengan self efficay matematika rendah, siswa dengan self effycacy matematika tinggi memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa dengan self efficacy matematika rendah; dan (4) pada masing-masing self efficacy matematika siswa, siswa yang dikenai model pembelajaran MMP memiliki kemampuan komunikasi matematis yang lebih baik daripada siswa yang dikenai model pembelajaran PBL