Abstrak


Sejarah Paguyuban Reog Singo Anggoro 2 Desa Waru Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Tahun 1982-2015


Oleh :
Danti Ayu Saputri - B0418011 - Fak. Ilmu Budaya

Danti Ayu Saputri. B0418011. Sejarah Paguyuban Reog Singo Anggoro 2 Desa Waru Kecamatan Slogohimo Kabupaten Wonogiri Tahun 1982-2015. Skripsi: Program Studi Ilmu Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) sejarah munculnya kesenian reog di Wonogiri, terutama di Desa Waru, Kecamatan Slogohimo, Kabupaten Wonogiri. (2) perkembangan kesenian reog di Desa Waru pada tahun 1982-2015. (3) fungsi dan pengaruh kesenian reog di Desa Waru.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian historis yang terdiri dari empat tahapan, yakni Heuristik (pengumpulan sumber), Kritik (kritik intern dan kritik ekstern), Interpretasi (analisis data), dan tahap terakhir yaitu Historiografi (penulisan sejarah). Penelitian ini memanfaatkan sumber-sumber sejaman seperti surat kabar Kompas, buku-buku serta jurnal yang berkaitan, dan juga dokumentasi milik Kantor Desa Waru, Paguyuban Singo Anggoro 2 dan masyarakat Desa Waru. Sumber lain yang digunakan yaitu wawancara langsung ke lapangan dengan para narasumber yaitu pengelola paguyuban, Perangkat Desa Waru, dan juga masyarakat Desa Waru. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan gambaran mengenai Perkembangan Kesenian Reog di Desa Waru tahun 1982-2015.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesenian reog mulai berkembang di Desa Waru sekitar tahun 1970-an. Pada tahun 1982, dibentuklah Paguyuban Reog di Desa Waru yang diberi nama Singo Anggoro 2. Dalam perkembangannya, kesenian reog di Desa Waru memiliki berbagai hambatan, serta mengalami jatuh bangun. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain krisis yang terjadi pada tahun 1998, kurangnya pendanaan, serta dukungan dari pemerintah desa. Disahkannya program Dana Desa semakin menstabilkan kesenian reog di Desa Waru, karena pemerintah desa memberikan perhatian yang cukup besar bagi kesenian ini. Hadirnya kesenian reog di Desa Waru menyebabkan munculnya berbagai fungsi dan pengaruh positif bagi masyarakat Desa Waru.

Dari hasil penelitian, disimpulkan bahwa Paguyuban Reog Singo Anggoro 2 di Desa Waru dibentuk pada tahun 1982. Pembentukan paguyuban dilakukan setelah adanya pemberian set properti reog oleh seorang warga desa. Perkembangan paguyuban sejak tahun 1982 hingga tahun 2015 terbagi menjadi lima periode, yaitu kondisi awal terbentuknya paguyuban, paguyuban pada masa krisis moneter, kesenian reog mulai hadir kembali, pengenalan reog dalam ekstrakulikuler SD, dan paguyuban menerima bantuan Dana Desa. Kesenian reog di Desa Waru memiliki beberapa fungsi, yaitu fungsi gotong royong, fungsi kerukunan, fungsi ekonomi, dan fungsi pendidikan. Selain fungsi tersebut, kesenian reog juga memberikan pengaruh positif di masyarakat, yaitu sebagai sarana pelestarian kesenian reog di masyarakat Desa Waru, sebagai sarana pemberdayaan potensi masyarakat Desa Waru, dan juga menjadi sarana hiburan bagi masyarakat Desa Waru.