Abstrak


HUBUNGAN BEBAN KERJA MENTAL DAN KELELAHAN KERJA DENGAN UNSAFE ACTION PADA PENGEMUDI BUS BATIK SOLO TRANS (BST) KORIDOR 1


Oleh :
Apri Fadhillah Maharani Sunarno Putri - R0219018 - Sekolah Vokasi

Latar Belakang: Bus Batik Solo Trans koridor 1 merupakan koridor yang melayani rute terpanjang dengan jarak ±54 km dan 121 halte pemberhentian. Koridor ini memiliki jumlah trip paling banyak yaitu 135 keberangkatan dalam sehari. Data sekunder menunjukkan adanya peningkatan angka kejadian kecelakaan BST sebanyak 8 kasus (18%) di tahun 2022 dengan total 43 kasus. Jenis kecelakaan didominasi oleh unsafe action sebanyak 26 kasus (60%) dan 8 kasus (30%) diantaranya terjadi di koridor 1. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara beban kerja mental dan kelelahan kerja dengan unsafe action pada pengemudi BST koridor 1.

 Metode: Penelitian ini adalah penelitian observasional analitik menggunakan metode penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Responden diambil dari pengemudi BST koridor 1 dengan populasi dan sampel sebanyak 64 orang. Teknik pengambilan sampel menggunakan total sampling. Penelitian ini menggunakan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitas untuk mengukur beban kerja mental, kelelahan dan unsafe action. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah uji somers’d untuk anlisis bivariat dan Uji regresi logistik ordinal berganda untuk analisis multivariat.

Hasil: Pengemudi Batik Solo Trans koridor 1 sebagian besar memiliki beban kerja mental yang masuk dalam kategori tinggi, kelelahan kerja kategori lelah dan unsafe action kategori tinggi. Hasil uji korelasi adanya hubungan yang bermakna dan signifikan antara beban kerja mental dengan unsafe action (p=0,000 dan r=0,54). Uji korelasi variabel kelelahan kerja dengan unsafe action juga menunjukkan adanya hubungan yang signifikan diantara keduanya (p = 0,000 dan r = 0,547). Hasil uji regresi logistik ordinal diperoleh bahwa beban kerja mental memiliki pengaruh yang lebih besar (OR= 9,444) terhadap unsafe action dibandingkan dengan kelelahan kerja (OR= 8,558). Hasil nilai Nagelkerje adalah 0,503 yang berarti 50,3% variabel unsafe action mampu dijelaskan oleh variabel bebas beban kerja mental dan kelelahan kerja. Sedangkan 49,7% sisanya dijelaskan oleh faktor lain.

Simpulan: Beban kerja mental dan kelelahan kerja memiliki hubungan yang signifikan dengan unsafe action pada pengemudi BST koridor 1, dimana variabel beban kerja mental menjadi variabel yang paling berpengaruh.