Abstrak


Perilaku Rangkak pada Sambungan Kayu dengan Alat Sambung Baut


Oleh :
Muhammad Alrizq Mahendra Putra - I0119110 - Fak. Teknik

Material kayu digunakan dalam banyak konstruksi bangunan. Namun, pertumbuhan penduduk yang pesat saat ini mengakibatkan peningkatan permintaan akan kayu alami. Untuk mengatasi kebutuhan akan kayu di masa depan, diperlukan penggunaan kayu rekayasa yang terbuat dari jenis kayu cepat tumbuh. Salah satu jenis kayu rekayasa yang populer adalah Laminated Veneer Lumber (LVL) sengon. Namun, ketika menghadapi kebutuhan konstruksi yang memerlukan kayu dengan bentang panjang yang tidak tersedia di pasaran, diperlukan sambungan untuk mencapai dimensi yang diperlukan. Oleh karena itu, penelitian tentang karakteristik mekanik sambungan kayu dengan menggunakan sambungan baut menjadi penting.

Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai faktor rangkak dari sambungan kayu, memahami pengaruh waktu dan faktor lingkungan terhadap faktor rangkak, dan mengamati pola keruntuhan pada sambungan kayu. Metode eksperimental digunakan dalam penelitian ini, yang dilakukan di laboratorium. Tahap awal penelitian melibatkan pengujian kuat lentur alat sambung baut untuk mendapatkan nilai kuat lentur baut yang digunakan. Selanjutnya, dilakukan pengujian kuat tumpu kayu untuk menentukan nilai kuat tumpu kayu dan beban yang akan digunakan pada pengujian rangkak sambungan kayu. Terakhir, dilakukan pengujian rangkak dengan membebankan beban sebesar 30?ri batas elastisitas kuat tumpu kayu. Pengujian rangkak dilakukan selama 45 hari dalam kondisi suhu dan kelembaban udara ruangan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor rangkak pada sambungan kayu sebesar 34,17 yang dimungkinkan dapat terjadi akibat oleh fenomena slip kritis dan crack yang terjadi pada benda uji. Perhitungan rangkak yang telah dimodifikasi juga dilakukan dengan tidak menggunakan data pembacaan deformasi yang diasumsikan akibat dari slip menghasilkan nilai rata-rata sebesar 4,82. Faktor lingkungan tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap perubahan nilai faktor rangkak, karena suhu dan kelembaban udara tetap konstan selama pengujian. Pola keruntuhan menunjukkan bahwa benda uji LVL akan lebih dulu mengalami keruntuhan daripada baut akibat nilai kuat tumpu kayu yang lebih kecil dibandingkan dengan kuat lentur baut.