Abstrak


Pengaruh tingkat penggunaan ampas tebu (bagasse) fermentasi dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada domba lokal jantan


Oleh :
Korison Jati Kusuma - H0504061 - Fak. Pertanian

ABSTRAK Ampas tebu merupakan salah satu limbah industri gula yang sangat potensial digunakan sebagai bahan pakan ternak ruminansia. Ampas tebu memiliki kandungan serat kasar dengan lignin yang tinggi dan protein kasar yang rendah. Untuk meningkatkan kualitas bahan pakan tersebut dilakukan fermentasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui penggunaan ampas tebu fermentasi dalam ransum terhadap kecernaan bahan kering dan bahan organik pada domba lokal jantan. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 19 November 2008 sampai tanggal 13 Januari 2009, bertempat di kandang Domba milik Jurusan/Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret Surakarta di Desa Jatikuwung, Kecamatan Gondangrejo, Kabupaten Karanganyar. Domba yang digunakan adalah Domba Lokal Jantan sebanyak 12 ekor dengan bobot badan 15,23±0,68 kg. Domba dibagi menjadi 4 perlakuan dan 3 ulangan dengan 1 ekor setiap ulangan. Ransum yang diberikan terdiri dari rumput raja, ampas tebu fermentasi dan konsentrat komersial DC 133 produksi PMT Nutrifeed KJUB Puspetasari. Perlakuan yang diberikan adalah P0 (rumput raja 70%, konsentrat 30%, ampas tebu fermentasi 0%), P1 (rumput raja 65%, konsentrat 30%, ampas tebu fermentasi 5%), P2 (rumput raja 60%, konsentrat 30%, ampas tebu fermentasi 10%), dan P3 (rumput raja 55%, konsentrat 30%, ampas tebu fermentasi 15%). Parameter yang diamati meliputi konsumsi bahan kering (KBK), konsumsi bahan organik (KBO), kecernaan bahan kering (KcBK), kecernaan bahan organik (KcBO), nutritive value index bahan kering (NVI BK), nutritive value index bahan organik (NVI BO). Analisis statistik menggunakan analisis variansi berdasarkan RAL pola searah. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata dari keempat macam perlakuan yaitu P0, P1, P2, dan P3 berturut-turut untuk KBK 661,49; 673,90; 634,17 dan 635,70 gram/ekor/hari, KBO 504,97; 516,36; 488,01 dan 481,13 gram/ekor/hari, KcBK 69,507%; 66,744%; 63,621% dan 62,226%, KcBO 71,99%; 68,37%; 65,74%; dan 63,43%, NVI BK 345,477; 338,557; 302,743 dan 296,678 gram/ekor/hari, dan NVI BO 273,10; 265,52; 240,69 dan 228,89 gram/ekor/hari. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa penggunaan ampas tebu fermentasi berbeda tidak nyata (P  0,05) terhadap konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, NVI BK dan NVI BO. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan ampas tebu fermentasi dalam ransum domba lokal jantan tidak meningkatkan konsumsi bahan kering, konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, NVI BK dan NVI BO. Kata kunci : domba lokal jantan, ampas tebu fermentasi, konsumsi, kecernaan, nutitive value index.