Abstrak


Analisis Framing Pemberitaan Penggunaan Atribut LGBT Selama Gelaran Piala Dunia Qatar 2022 pada Media Online CNNIndonesia.com dan Republika.co.id Periode 1 November – 31 Desember 2022


Oleh :
Muhammad Imam Prasojo - D0219064 - Fak. ISIP

Piala Dunia Qatar 2022 diramaikan dengan isu kampanye LGBT yang dilakukan oleh penonton dan kelompok pendukung LGBT yang hadir langsung di Qatar. Munculnya gerakan kampanye LGBT tersebut menjadi perbincangan panas lantaran tidak sesuai dengan aturan hukum dan budaya Qatar yang melarang homoseksualitas. Maraknya kontroversi penggunaan atribut LGBT sebagai bentuk kampanye LGBT dapat dipengaruhi oleh media massa sebagai sarana penyampaian pesan. Media massa memiliki ideologi dan pandangan yang berbeda dalam menyajikan fakta-fakta. Maka dari itu, peneliti tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui lebih dalam bagaimana pembingkaian pemberitaan penggunaan atribut LGBT selama gelaran Piala Dunia Qatar 2022 yang dilakukan oleh media online CNNIndonesia.com dan Republika.co.id pada periode 1 November – 31 Desember 2022. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif untuk melihat gambaran dan fenomena sosial yang terdapat dalam pemberitaan. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis framing model Zhongdang Pan dan Gerald M. Kosicki yang mengamati pemberitaan dari struktur sintaksis, skrip, tematik, dan retoris. Peneliti memilih berita menggunakan teknik pengambilan sampel purposive sampling untuk menentukan berita tentang penggunaan atribut LGBT selama gelaran Piala Dunia Qatar 2022 yang memiliki topik pembahasan yang sama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa CNNIndonesia.com membingkai berita yang cenderung positif atau memihak pada kelompok yang mendukung penggunaan atribut LGBT. Hal ini dapat dilihat dari pemberitaan yang menekankan gagasan narasumber kelompok pendukung LGBT. Namun juga terdapat sedikit berita yang mengisahkan pandangan negatif terhadap atribut LGBT. Sedangkan pemberitaan Republika.co.id seluruhnya menunjukkan pandangan negatif terhadap penggunaan atribut LGBT. Terlihat dari pemberitaan yang memberikan lebih banyak ruang bagi pemerintah Qatar dan FIFA sebagai otoritas tertinggi perihal larangan penggunaan atribut LGBT.