Abstrak
Hubungan antar umat beragama dalam film ayat-ayat cinta (studi semiotika peircean tentang hubungan antar umat beragama dalam film ayat-ayat cinta)
Oleh :
Tofik Andra Widjaya - D0201102 - Fak. ISIP
ABSTRAK
Film adalah sebuah benda magis, yang memunculkan dan mengantarkan berbagai bentuk keajaiban audio-visual. Film mampu membawa penontonnya menuju ke masa lain, ke dunia lain, bahkan membuat penontonnya merasakan pengalaman memandang dan mendengar orang lain, pengalaman yang dibentuk, dan dikemas, oleh sang pembuat film. Film, baik itu fiksi maupun non-fiksi, mampu mengantarkan mimpi, harapan, inspirasi, bahkan ketakutan kepada penontonnya.
Film Ayat-Ayat Cinta, yang merupakan adaptasi dari sebuah novel berjudul sama karya tulis Habibburahman El-Shirazy, berisi tentang interaksi antar bermacam perbedaan, laki-laki dengan perempuan, Islam dengan Kristen Koptik, dan perbedaan-perbedaan budaya di antara tokoh-tokoh di dalamnya. Kendati adalah sebuah adaptasi, film ini berusaha untuk ‘lepas’ dari novelnya, yaitu dengan adanya beberapa penambahan dan pengurangan pada beberapa bagian. Namun, tak dapat diragukan bahwa film ini, kendati ada penambahan dan pengurangan, tetap sanggup menarik perhatian khalayak.
Pesan-pesan tentang hubungan antar umat beragama dalam film Ayat-Ayat Cinta memang tidak mendapatkan perhatian utama, namun tetap pesan-pesan tersebut bisa menempel dalam benak penontonnya dan bisa menjadi dasar sikap mereka dalam hubungan antar umat beragama. Pesan laten di dalam film ini lah, yaitu tentang bagaimana gambaran hubungan antar umat beragama, yang menjadi sebuah daya tarik untuk dapat diketahui secara lebih jelas.
Penelitian ini termasuk penelitian deskripstif kualitatif, yaitu berupa pesan verbal dan non verbal yang terdapat dalam setiap tanda yang termuat dalam film Ayat-Ayat Cinta. Karena film ini adalah sebuah film propaganda Islam dan sebuah karya fiktif, maka peneliti menganalisa data dengan menggunakan tafsir semiotika pragmatis Peircian dan konsep tentang batas interpretasi yang digagas oleh Umberto Eco.
Dari hasil analisa data dapat ditarik kesimpulan bahwa film ini menggambarkan suatu relasi ko-eksistensi antar umat beragama. Toleransi dalam hubungan antar umat beragama adalah sebuah kebutuhan minimal. Namun, toleransi seperti yang ditunjukkan dalam film Ayat-Ayat Cinta, seperti yang diperlihatkan dalam sekuense dalam metro tetap mengandaikan adanya stigmatisasi dan prasangka. Dalam suatu hubungan antar umat beragama dibutuhkan lebih dari sekadar toleransi.