Abstrak


Fenomena Body Shaming Terhadap Perempuan Pra Dewasa di Surakarta


Oleh :
Ainaul Mardliyah - D0319004 - Fak. ISIP

Penelitian ini berfokus pada fenomena body shaming berdasarkan pengalaman para korban dari perlakuan tersebut. Tujuan dilakukannya penelitian ini yakni untuk mengetahui bagaimana bentuk, pemahaman, dan respon dari para informan mengenai tindakan body shaming terhadap perempuan pra dewasa. Teori yang digunakan sebagai landasan adalah interaksionisme simbolik: mind, self, dan society dari George Herbert Mead, bagaimana body shaming ini berhubungan antara pikiran dan diri perempuan sendiri dengan konstruksi dan asumsi yang ada dalam masyarakat. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah jenis penelitian kualitatif dengan strategi fenomenologi. Teknik pengumpulan data dengan studi literatur (dokumentasi), observasi, dan wawancara terstruktur terhadap informan yang mengenai body shaming. Teknik penentuan informan menggunakan purposive sampling serta teknik analisis data dengan Miles dan Huberman yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Kebaharuan dari penelitian ini adalah teori yang digunakan yaitu interaksionisme simbolik: mind, self, dan society dari George Herbert Mead serta konteks tempat dilakukannya penelitian ini yaitu di Indonesia dengan kultur dan kondisi sosial yang berbeda dalam memandang fenomena body shaming. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tindakan body shaming memiliki beberapa bentuk, terdapat dua bentuk awal yaitu secara langsung dan secara tidak langsung. Para perempuan pra dewasa yang pernah mendapat perlakuan body shaming di Surakarta memahami betul tentang fenomena tersebut karena mereka mengerti dan mempelajarinya berdasarkan pengalaman pribadi. Terdapat beberapa implementasi respons terhadap tindakan body shaming yang beragam, yaitu respons negatif, respons positif, dan juga respons yang berevolusi dari sebelumnya negatif menjadi positif. Dari penelitian yang telah dilakukan, fenomena body shaming ini sesuai dengan teori interaksionisme simbolik yang berupa siklus. Dimana segala bentuk stimulus berupa tindakan body shaming datangnya dari masyarakat (society) terlebih dahulu. Kemudian akan diterima oleh individu korban melalui pikiran (mind), dari proses berpikir, individu akan memiliki pemahaman yang menjadi respons diri (self). Respons individu berupa sikap dalam menanggapi body shaming, akan ditujukan atau kembali lagi pada masyarakat.