Abstrak


Transformasi Busana Pengantin Perempuan Lampung dalam Perancangan Adibusana


Oleh :
Romi Pratama - C0919045 - Fak. Seni Rupa dan Desain

Latar belakang dari pembuatan karya ini karena banyaknya orang-orang yang menyalah artikan penggunaan Haute Couture, penyebutan tersebut dilindungi dibawah federasi busana perancis, padahal Bahasa Indonesia sendiri memiliki penyebutan yang sama yaitu adibusana. Selain itu, faktor yang melatar belakangi perancangan ini adalah banyaknya generasi sekarang yang tidak mengetahui bahkan meninggalkan tradisi busana pengantin perempuan lampung. Belum adanya eksplorasi busana pengantin perempuan lampung kedalam penciptaan adibusana serta adanya kebutuhan keanekaragaman hasil transformasi busana tradisional, alasan tersebut melatarbelakangi perancangan koleksi adibusana dengan mentransformasi busana pengantin perempuan lampung.

Metode perancangan yang digunakan yaitu Transforming Tradition oleh Adhi Nugraha, terdapat tujuh poin penting yang dapat digabung ataupun dipilih diantaranya, yaitu ATUMICS. Poin-poinnya adalah ATUMICS, yaitu Artefact (Artefak), Technique (Teknik), Utility (Fungsi), Material (Bahan), Icon (Ikon), Concept (Konsep), dan Shape (Bentuk).

Berdasarkan proses perancangan yang dilakukan, diperoleh hasil koleksi dengan jumlah 9 rancangan gaun malam, 4 rancangan sepatu, dan 1 rancangan tas. Namun, dari 9 rancangan gaun malam tersebut dipilih 6 rancangan gaun malam dan 4 sepatu untuk direalisasikan, serta membuat 2 buah tas. Koleksi ini membutuhkan kurang lebih 400 meter benang emas, 1258 meter pipa tekstil, 480 individual bunga cempaka dari pipa tekstil, 10000 payet dan swarovski, dan membutuhkan kurang lebih 2000 jam untuk menyatukan koleksi tersebut. Dapat disimpulkan bahwa busana pengantin perempuan Lampung dapat ditransformasi ke dalam adibusana dengan menggunakan teknik sulam usus, sulam tapis, dan sulam payet serta proses pembuatanya memiliki tahapan olah visual, olah konstruksi, olah struktur, dan olah permukaan.