Abstrak


GERABAH BAYAT DIPRODUKSI PADA MASA PANDEMI TEKNIK PUTAR MIRING PADA GERABAH BAYAT


Oleh :
Lulu Nur Azizzah - C0617030 - Fak. Seni Rupa dan Desain

Lulu’ Nur Azizzah. NIM. C0617030. 2017. GERABAH BAYAT DIPRODUKSI PADA MASA PANDEMI TEKNIK PUTAR MIRING PADA GERABAH BAYAT Pengantar Karya Tugas Akhir (S-1), Progam Studi Seni Rupa Murni, Fakultas Seni Rupa dan Desain. Universitas Sebelas Maret.

 

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada pengetahuan lapangan empiris dan bahan pustaka. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis karena secara lengkap menggambarkan dan menjelaskan masalah atau fenomena. Jenis penelitian ini mampu menyajikan deskripsi dalam bentuk cerita yang detail dan mendalam sehingga lebih mudah dipahami. Subjek penelitian gerabah adalah produksi pengrajin gerabah di Desa Melikan. Gerabah Melikan muncul dari budaya pertanian dan didukung oleh nilai-nilai sejarah yang terkait dengan keberadaan gerabah teknik miring di Malikan. Salah satu warisan budaya masa lampau, gerabah Melikan terus berkembang dan mampu menembus pasar lokal, nasional maupun internasional.

 

Teknik putaran miring pada gerabah yang dibuat dengan roda pipih hanya dijumpai diBayat, namun jika anda membuat gerabah Bayat secara langsung maka akan ditemukan beberapa hal yang berbeda dari biasanya. Roda putar yang mereka gunakan tidak datar [horizontal], tetapi meja kayunya miring. Meja putar yang biasanya ditempatkan secara horizontal. Dimiringkan sekitar 30 derajat dan diputar dengan menginjak pedal bambu dan tali yang diikatkan ke lantai. Dukungan meja putar sebagai permainan teratas. karena keunikannya, menarik perhatian untuk mempelajari teknik rotasi miring, karena ini adalah satu-satunya area di mana teknik ini di gunakan dalam gerabah Bayat.