Letter of Credit (L/C) masih menjadi primadona dalam mekanisme pembayaran perdagangan internasional. Salah satu keunggulan dari L/C di antara mekanisme pembayaran yang lainnya yaitu adanya jaminan atau janji yang pasti dari issuing bank kepada eksportir selaku beneficiary. Hal tersebut berlaku ketika beneficiary mampu memenuhi semua klausul yang tertera pada L/C, atau mempresentasikan semua dokumen secara comply kepada pihak bank. Namun, tidak semua beneficiary mampu melakukannya secara optimal. Ketidakmampuan beneficiary dalam memenuhi klausul pada L/C ini sering disebut dengan penyimpangan (discrepancy). Dengan adanya discrepancy maka jaminan tidak akan berlaku lagi dan menimbulkan sejumlah konsekuensi atau kemungkinan dampak yang akan dihadapi oleh beneficiary. Sehingga diperlukan adanya strategi khusus atau pengelolaan dari adanya sebuah risiko.
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian tersebut menggunakan analisis deskriptif kualitatif dengan uji validitas triangulasi sumber data. Dengan teknik pengolahan data yang dimulai dari mengubah data menjadi kode (coding), analisis tematik, reduksi data, penyajian data, cek keabsahan menggunakan pendekatan triangulasi, hingga penarikan kesimpulan. Sebelum melakukan analisis data, penulis juga melakukan pengumpulan data melalui dokumentasi, wawancara, serta observasi di PT Dan Liris. Tujuan dari penelitian tersebut yaitu mengkaji dampak yang akan dihadapi oleh PT Dan Liris serta mengidentifikasi tindakan yang dapat diterapkan dari adanya kasus discrepancy tersebut. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kasus discrepancy harus menjadi perhatian khusus bagi para eksportir yang didukung oleh berbagai pihak baik internal maupun eksternal perusahaan. Sehingga semua konsekuensi atau dampak yang akan dihadapi dapat diminimalisir dan tidak menimbulkan kerugian baik secara finansial maupun non-finansial. Semua strategi atau tindakan yang diterapkan juga harus dimaksimalkan secara tepat sesuai hukum yang berlaku agar penggunaan L/C dapat lebih optimal.
