Latar Belakang: Peningkatan berat badan berlebih dan obesitas saat ini terjadi di negara-negara dengan tingkat pendapatan rendah dan sedang, terutama di wilayah perkotaan. Perkiraan global dari WHO menunjukkan bahwa pada tahun 2016, 39% orang dewasa mengalami kelebihan berat badan dan 13 persen orang dewasa mengalami obesitas. Berat badan lebih disebabkan oleh faktor-faktor kompleks seperti genetik, lingkungan, gaya hidup, dan faktor psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh antara subjek obesitas yang diberikan diet rendah karbohidrat dan subjek obesitas yang tidak diberikan diet.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kuasi eksperimen. Sebanyak 70 subjek yang mengalami berat badan lebih di RSUD dan puskesmas kota Palangka Raya dilakukan pada bulan november tahun 2022 selama 7 hari yang memenuhi kriteria inklusi untuk mengikuti penelitian ini. Memberikan diet rendah karbohidrat dan pemeriksaan gula darah puasa. Analisis statistik menggunakan uji paired T test dan independent sample T test, sedangkan non parametrik menggunkan uji wilcoxon dan mann whitney.
Hasil: Hasil uji statistik wilcoxon terdapat perbedaan bermakna antara kadar GDP (p=0,001), TG (p=0,005) dan K-HDL (p=0,001) sebelum dan sesudah pemberian diet rendah karbohidrat. Namun, Hasil mean untuk kadar TG mengalami peningkatan yaitu sebelum intervensi (184,46) dibandingkan sesudah intervensi (204,34). sedangkan K-LDL tidak dapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah intervensi (p=0,195).
Kesimpulan: Diet rendah karbohidrat berpengaruh terhadap GDP, TG dan K-HDL, sedangkan pada K-LDL tidak terdapat pengaruh.
