Film pendek merupakan jenis film yang muncul dan mulai berkembang pada pertengahan abad ke-19. Di indonesia sendiri berkembang film pendek ditandai dengan munculnya Pendidikan Sinematografi di Institut Kesenian Jakarta (IKJ). Perlahan mulai tumbuhlah berbagai macam komunitas film pendek yang bersfiat independen dan tidak hanya berada di kota – kota besar saja. Belakangan ini muncul konsep baru terkait pembuatan film pendek di Indonesia yaitu konsep “omnibus” dimana hal ini menjadi salah satu bentuk perlawanan generasi muda yang memberi wadah bagi para sineas muda untuk dapat mempriduksi film dengan biaya rendah.
Pada kesempatan kali ini penulis mencoba menginisiasi pembuatan film pendek yang bertemakan “keluarga” yang tergategorikan kedalam program hiburan, dengan judul “Elegi Ayu”. Film ini memiliki target audiens yaitu generasi Z dan generasi Millenial dimana pelajaran yang dapat dipetik ialah pengontrolan emosi dan pola pikir yang masih belum stabil pada manusia dengan rentang umur 15 hingga 35 tahun.
Pada pembuatan tugas akhir ini penulis selaku produser melakukan penyampaian ide kepada script writer dan tim. Latar belakang dari pembuatan film ini adalah keresahan penulis dan tim tentang pentingnya sebuah pengikhlasan. Menurut penulis pada rentang umur generasi Z dan millenial pengolahan emosi terhadap suatu isu dan kejadian masih belum sepenuhnya baik, sehingga perlu adanya pendampingan dan controlling. Diharapkan dengan terproduksinya film “Elegi Ayu” ini dapat memberikan dampak dan edukasi bagi generasi terkait dalam mengolah emosi dan menghadapi sebuah kejadian atau takdir.
Peran produser dalam proyek ini terbagi dalam tiga tahap yaitu pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Pada tahap pra produksi penulis melakukan perancangan dan segala hal yang dibutuhkan dalam proses produksi film pendek seperti, menyusun gagasan kasar atau ide pokok dari alur cerita Elegi Ayu serta Production Book atau panduan untuk melaksanakan produksi. Pada saat proses produksi produser menjalankan kewajibannya untuk mengawasi jalannya produksi, serta sebagai tempat untuk konsultasi dan diskusi bagi para kru dalam menjalankan tugasnya. Tahap akhir yaitu pasca produksi, produser melakukan pengawasan dan pemberian masukan terhadap jalannya penyuntingan gambar hasil produksi.