Kulit pisang ambon mengandung senyawa fitokimia yang memiliki potensi anti-inflamasi kulit. Ekstrak diinkorporasikan dalam nanoemulsi untuk memaksimalkan zat aktif terpenetrasi ke kulit dan dikembangkan menjadi sediaan gel karena gel dapat menimbulkan sensasi dingin. Konsentrasi gelling agent berpengaruh terhadap sifat fisika kimia sediaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh konsentrasi karbopol 940 terhadap sifat fisika kimia dan memeriksa potensi iritasi kulit.
Kulit pisang ambon diekstraksi dengan metode maserasi. Orientasi komponen SNEDDS dengan perbandingan minyak:surfaktan:ko-surfaktan, yaitu 1:7:1; 1:8:1; 1:9:1 dan dilanjutkan loading dose ekstrak. Gel dibuat dengan tiga konsentrasi karbopol (0,1%; 0,3%; dan 0,5%) dan diuji sifat fisika kimia. Formula terbaik yang dihasilkan diuji iritasi. Data hasil penelitian dianalisis dibandingkan dengan literatur relevan, serta dianalisis statistik ANOVA dengan taraf kepercayaan 95%.
Berdasarkan hasil penelitian, nanoemulsi dengan komponen 1:9:1 dan dosis ekstrak 250 mg/gram SNEDDS merupakan sistem terbaik. Peningkatan konsentrasi gelling agent menyebabkan gel semakin jernih, penurunan pH, peningkatan viskositas dan daya lekat, serta penurunan daya sebar. Konsentrasi karbopol 940 0,3% merupakan formula terbaik dengan hasil evaluasi, yaitu homogen; pH 7,23±0,06; viskositas 20185±2691,54 mPa.s; dan daya lekat 7,28±0,91 yang sudah memenuhi standar uji SNI. Namun daya sebarnya tidak memenuhi syarat dengan hasil sebesar 7,8±0,35 cm. Gel formula ini tidak menimbulkan iritasi pada kulit.