Perkembangan teknologi yang pesat mengakibatkan perubahan pada kebiasaan hidup manusia, salah satunya yaitu kebiasaan berbelanja yang mulanya hanya berbelanja di toko offline menjadi berbelanja di toko online. Hal ini menyebabkan semakin banyak produsen yang menjual produknya melalui saluran online dan tetap menjual produk melalui saluran offline dengan perantara pengecer, yang biasa dikenal sebagai dual channel supply chain (DCSC). Dalam menerapkan DCSC, pelaku rantai pasok harus menjaga loyalitas konsumen pada setiap saluran distribusi. Selain itu, diperlukan adanya manajemen waktu pengiriman yang baik oleh pelaku yang menerapkan saluran online. Pelaku rantai pasok juga perlu memperhatikan dampak usaha yang dijalankan, oleh karena itu pelaku rantai pasok perlu menerapkan corporate social responsibility (CSR). Dalam penelitian ini, dikonstruksikan model DCSC dengan mempertimbangkan loyalitas konsumen, waktu pengiriman, dan CSR. Pengambilan keputusan dalam penelitian ini ditentukan berdasarkan skenario desentralisasi dan sentralisasi dengan perbedaan metode pembayaran, yaitu pembayaran tepat waktu dan prabayar. Selanjutnya, dilakukan simulasi numerik dengan menggunakan nilai parameter yang sesuai dengan model. Selanjutnya, dilakukan analisis terhadap proporsi permintaan, elastisitas harga produk, loyalitas konsumen, waktu pengiriman, dan elastisitas tingkat CSR pada model DCSC. Berdasarkan, analisis tersebut diperoleh bahwa skenario yang paling menguntungkan pelaku rantai pasok adalah skenario sentralisasi dengan sistem prabayar.