Abstrak


Novel Laut Bercerita (2017) sebagai Representasi Kejiwaan Pengarang Leila S. Chudori


Oleh :
Cecilia Wuri Prasetyo - B0219016 - Fak. Ilmu Budaya

Cecilia Wuri Prasetyo. B0219016. 2023. Novel Laut Bercerita (2017) sebagai Representasi Kejiwaan Pengarang Leila S. Chudori. Skripsi: Program Studi Sastra Indonesia, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sebelas Maret, Surakarta. 

 

Penelitian ini mengkaji tentang kejiwaan pengarang Leila S. Chudori dalam novelnya Laut Bercerita (2017) dengan kajian psikologi sastra Sigmund Freud. Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (i) Seperti apa latar belakang biografi psikologis Leila S. Chudori? (ii) Seperti apakah kekhasan bahasa dalam novel Laut Bercerita (2017) yang menjadi cerminan jiwa pengarang? (iii) Seperti apa wujud ketidaksadaran pengarang yang muncul dalam novel Laut Bercerita (2017)? Tujuan penelitian ini adalah (i) mengetahui latar belakang biografi psikologis Leila S. Chudori. (ii) mengetahui kekhasan bahasa dalam novel yang menjadi cerminan jiwa pengarang. (iii) mengetahui wujud ketiksadaran pengarang yang muncul dalam novel Laut Bercerita (2017). Pembatasan masalah dalam penelitian ini ialah ketidaksadaran Leila S. Chudori dalam karyanya, yaitu novel Laut Bercerita (2017). Penelitian ini dikaji dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Sumber data yang digunakan berupa novel Laut Bercerita (2017) karya Leila S. Chudori, jurnal, artikel, video wawancara. Data yang diambil berupa bahasa simbolisasi dalam novel Laut Bercerita (2017) karya Leila S. Chudori dan informasi tentang pengarang dari pihak ketiga. Data dikumpulkan dengan metode membaca, simak, dan catat. Data yang terkumpul dianalisis dengan teori psikoanalisis Sigmund Freud untuk mencari hubungan keterkaitan antar deskripsi data.

Hasil analisis data dalam penelitian ini adalah Leila merupakan seorang melankolis yang menuangkan hasratnya dalam tulisannya. Semua karyanya terkhusus novel Laut Bercerita (2017) mengisahkan tentang kekelaman. Hal ini dikarenakan Leila memiliki trauma dalam masa lalunya saat ia mengalami kekelaman pada tragedi Mei 1998. Leila menunjukkan bahwa ia perfeksionis yang berlebihan. Hal ini terlihat dari proses penciptaan karyanya yang begitu rapi dan berhati-hati. Hal tersebut berpengaruh pada lingkungan sosialnya seperti hubungan rumah tangga yang tidak bahagia. Kondisi tersebut tampak pada hasrat terdalam Leila dalam menggambarkan sosok keluarga bahagia dalam novel Laut Bercerita (2017). Leila menghadirkan keluarga utuh yang kehilangan salah satu anggota keluarganya, hal ini menunjukkan sebuah kerinduan terhadap keluarganya dan kisah percintaannya.