Abstrak


Pengaruh Konsentrasi Polivinil Pirolidon K-30 Terhadap Laju Disolusi Valsartan dalam Sistem Dispersi Padat


Oleh :
Clarisa Ivanka Budi Hestya Sari - M0618011 - Fak. MIPA

Valsartan merupakan obat golongan angiotensin II receptor blocker (ARB) yang sering digunakan untuk mengontrol tekanan darah tinggi. Valsartan memiliki karakteristik kelarutan rendah dan permeabilitas tinggi sehingga tergolong biopharmaceutical classification system (BCS) kelas dua. Semakin rendah tingkat kelarutan obat menunjukkan semakin sedikit konsentrasi obat yang dapat diabsorbsi oleh tubuh sehingga efek terapetik yang diperoleh kurang maksimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi PVP K-30 dalam meningkatkan kelarutan valsartan terhadap profil laju disolusi valsartan.
Dispersi padat valsartan-PVP K-30 dibuat dengan metode solvent evaporation dengan perbandingan berat dalam gram yaitu 1:1, 1:2, 1:3, dan 1:4. Obat dan polimer masing-masing dilarutkan dengan etanol 96?n dilakukan penguapan pada 80oC. Pengujian disolusi dilakukan dalam medium dapar fosfat pH 6,8 selama 1 jam dengan pengambilan 5 titik. Profil disolusi dispersi padat dibandingkan dengan obat murni. Formula dispersi padat dengan persen terdisolusi tertinggi kemudian dianalisa karakterisasi dengan scanning electron microscopy (SEM), fourier transform intra red (FTIR), dan analisis thermal.
Hasil persen terdisolusi pada menit ke 60 dalam dispersi padat (1:1) 28,46%, dispersi padat (1:2) 28,83%, dispersi padat (1:3) 29,11%, dan dispersi padat (1:4) 29,72%. Sedangkan laju disolusi valsartan murni hanya mencapai 27,47%. Hal tersebut menunjukkan dispersi padat valsartan-PVP K-30 memberikan hasil disolusi yang lebih tinggi dibandingkan obat murninya. Hasil pengujian menunjukkan terbentuknya dispersi padat yang dibuktikan dengan adanya perubahan-perubahan yang muncul dibandingkan obat murninya seperti terlingkupinya valsartan dalam matriks PVP K-30, terjadinya pergeseran dan hilangnya puncak pada spektra FTIR, terjadinya pergeseran melting point dan suhu degradasi dari hasil analisis termal.