Mint (Mentha spicata L.) merupakan tanaman obat yang menghasilkan minyak esensial yang biasanya digunakan pada obat-obatan, makanan, pasta gigi, maupun kosmetik. Daun mint menjadi organ utama yang diambil sebagai bahan produksi minyak esensial. Produksi daun mint dapat ditingkatkan jika kebutuhan hara tanaman tercukupi. Biochar dapat dijadikan alternatif bahan pembenah tanah dan pupuk organik cair berpotensi memenuhi kebutuhan hara tanaman. Penelitian ini dilaksanakan dirumah Kaca FP UNS dan dilaksanakan mulai dari Juli 2022 hingga Juli 2023. Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah cetok, cangkul, alat tulis, alat dokumentasi, alat ukur (meteran), gelas ukur, label, saringan tanah, thermohygrometer, lux meter, photosintetic analizer, object glass, spektofotometri dan leaf area meter. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah polybag, bibit mint, poc limbah ikan, biochar serat aren, biochar sekam padi, kutek, dan aseton. Kegiatan penelitian terdiri dari tahapan, yakni persiapan biochar dan pupuk, persiapan media tanam, perlakuan pemberian biochar, persiapan bahan tanam, penanaman, pemeliharaan, perlakuan poc, analisis tanah awal, pengambilan dan pengolahan data.
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Kelompok Lengkap (RAKL) faktorial, yang terdiri atas dua faktor yakni jenis biochar dan konsentrasi pupuk organik cair limbah ikan. Jenis biochar terdiri dari tanpa perlakuan biochar, biochar serat aren, dan biochar sekam padi. Pupuk organik cair limbah ikan terdiri dari tanpa perlakuan POC, 5, 10, dan 15 ml/L air. Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara biochar dan pupuk cair limbah ikan berpengaruh nyata terhadap bobot kering tanaman dan bobot segar tanaman. Pemberian jenis biochar berpengaruh nyata terhadap luas daun, bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, dan kandungan klorofil. Perlakuan pupuk organik cair limbah ikan meningkatkan bobot segar tanaman, bobot kering tanaman, dan laju transpirasi.
