Abstrak


Analisis Swot pada Sistem Pertanian Terpadu Zero Waste (Studi Kasus di Rohani Farm Desa Jagan Kecamatan Bendosari Kabupaten Sukoharjo)


Oleh :
Yunita Grace Olga - H0416075 - Fak. Pertanian

Rohani Farm Jagan adalah tempat yang menerapkan pertanian terpadu zero waste secara lengkap dengan memanfaatkan pengolahan lahan perikanan, pertanian sekaligus peternakan dengan pola pengolahan tanpa limbah. Tujuan dari penelitian ini yaitu menganalisis sistem pertanian terpadu zero waste yang digunakan, menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi sistem pertanian terpadu zero waste, dan menganalisis strategi yang dapat dikembangkan untuk sistem pertanian terpadu zero waste di Rohani Farm Jagan. Penelitian ini menggunakan metode dasar deskriptif kualitatif. Lokasi penelitian di Rohani Farm Jagan Desa Jagan, Kecamatan Bendosari, Kabupaten Sukoharjo. Penentuan informan dilakukan secara purposive sampling dengan jumlah informan yaitu 8 orang, teknik pengumpulan data dengan wawancara mendalam tidak berstruktur, FGD, observasi, pencatatan, dan dokumentasi. Validitas data menggunakan triangulasi metode dan sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertanian terpadu zero waste di Rohani Farm Jagan sudah baik dalam usaha yang dijalankan dari sektor perikanan, pertanian, dan peternakan karena saling melengkapi antar sektor yang ada dan selalu menjaga lingkungan, analisis dari faktor internal dan eksternal menunjukkan bahwa kelemahan dan ancaman yang dimiliki oleh Rohani Farm Jagan tidak mempengaruhi usaha yang dijalankan, dan hasil strategi yang dapat dikembangkan berada pada strategi S-O. Analisis yang digunakan untuk mengetahui dimana posisi usaha tani berada yaitu dengan diagram analisis SWOT yang hasilnya dari sistem pertanian terpadu zero waste di Rohani Farm Jagan yaitu berada pada posisi kuadran I yang merupakan posisi yang sangat menguntungkan karena memiliki kekuatan dan juga peluang yang ada. Jadi, hasil dari kuadran I yaitu S-O bisa dikembangkan yaitu memaksimalkan lahan yang luas dan juga selalu mengusahakan panen disaat harga tinggi, memanfaatkan limbah secara maksimal dengan dukungan pemerintah pusat maupun daerah, dan pengerjaan mandiri walaupun dikerjakan secara mandiri juga harus memanfaatkan adanya PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan).