Abstrak


Perbedaan Aspek Fluency dan Flexibility dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Model Pembelajaran Guided Discovery Berbantu Peta Pikiran (Mind Map)


Oleh :
Amri Luthfi Habibullah - K4319011 - Fak. KIP

Amri Luthfi Habibullah. K4319011. Pembimbing I: Dr. Puguh Karyanto, S.Si., M.Si, Ph.D. Pembimbing II: Dr. Harlita, S.Si., M.Si. PERBEDAAN ASPEK FLUENCY DAN FLEXIBILITY DALAM KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY BERBANTU PETA PIKIRAN (MIND MAP). Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret. Juli 2023.

Kemampuan berpikir kreatif merupakan kemampuan yang dibutuhkan pada abad 21. Global Creativity Index menunjukan negara Indonesia menempati urutan 115 dari 139 negara. Observasi di sekolah juga menunjukkan bahwa rendahnya aspek fluency dan flexibility dalam berpikir kreatif yang dimiliki siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Perbedaan Aspek Fluency dan Flexibility dalam Kemampuan Berpikir Kreatif Siswa dengan Model Pembelajaran Guided Discovery berbantu Peta Pikiran (Mind Map). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret– Juli 2023 di SMA Batik 1 Surakarta tahun akademik 2022/2023. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian semu (Quasi experiment). Teknik pengambilan sampel menggunakan teknik cluster random sampling. Penelitian ini menggunakan variabel bebas berupa model pembelajaran guided discovery learning (X1) dan guided discovery learning berbantu peta pikiran (mind map) (X2), dan variabel terikat berupa aspek fluency dan flexibility dalam kemapuan berpikir kreatif siswa. Uji Hipotesis menggunakan Uji t untuk melihat perbedaan signifikan antara nilai post-test kelas kontrol dan eksperimen. Rata-rata hasil post-test pada aspek fluency 73,88 untuk kelas eksperimen dan 69,61 untuk kelas kontrol. Rata-rata hasil post-test pada aspek flexibility 83,46 untuk kelas eksperimen dan 72,02 untuk kelas kontrol. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada aspek fluency dan flexibility siswa dalam model guided discovery learning berbantu peta pikiran (mind map) dengan guided discovery learning. Penggunaan mind map membantu mengorganisasikan pemahaman dan pengetahuan siswa yang dapat meningkatkan aspek fluency dan flexibility.