Fenomena kekerasan seksual memberikan banyak dampak negatif kepada korbannya, salah satunya gangguan stres yang disebut gangguan stres pasca trauma (Post Traumatic Stress Disorder /PTSD), yaitu gangguan yang memiiki sifat sangat rumit karena gejala-gejala yang ditampakan memiliki kemiripan dengan gejala kecemasan, depresi dan gejala gangguan psikologis lainnya. Gangguan stress pasca trauma ini membuat korban kekerasan seksual menyalahkan dirinya sendiri, proses pemaafan diri biasanya terjadi ketika seseorang melakukan sebuah kesalahan tetapi pada korban kekerasan seksual yang mengalami PTSD pemaafan diri menjadi salah satu faktor proteksi untuk bisa bangkit dan melanjutkan kehidupannya.
Penelitian ini dilakukan agar mengetahui bagaimana dinamika pemaafan diri pada perempuan korban kekerasan seksual yang mengalami post traumatic stress disorder. Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan rancangan fenomenologi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah snowball sampling. Subjek dalam penelitian ini adalah 3 orang perempuan korban kekerasan seksual yang terdiagnosis post traumatic stress disorder. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan analisis fenomena secara mendalam.