Abstrak


Perkembangan Hollandsch-Chineesche School (HCS) di Distrik Parakan Kabupaten Temanggung (1918-1942)


Oleh :
Putri Pradesi - B0419049 - Fak. Ilmu Budaya

Permasalahan yang diangkat dari penelitian ini adalah (1) Bagaimana latar belakang berdirinya Hollandsch-Chineesche School (HCS) di Distrik Parakan Kabupaten Temanggung (2) Bagaimana perkembangan Hollandsch-Chineesche School (HCS) di Distrik Parakan Kabupaten Temanggung 1918-1942. (3) Bagaimana dampak sosial dan budaya dari perkembangan Hollandsch-Chineesche School (HCS) bagi etnis Tionghoa di Kabupaten Temanggung. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan sekolah Hollandsch-Chineesche School (HCS) di Distrik Parakan Kabupaten Temanggung dan dampak terhadap kehidupan sosial budaya masyarakat etnis Tionghoa di Kabupaten Temanggung.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah. Tahapan dari metode sejarah ini ada 4, yaitu heuristik atau pengumpulan sumber, verifikasi atau kritik sumber yang terdiri dari kritik internal dan kritik eksternal, interpretasi atau penafsiran, dan historiografi atau penulisan sejarah.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah Sekolah Hollandsch-Chineesche School (HCS) merupakan sekolah yang didirikan oleh pemerintah kolonial untuk etnis Tionghoa di Kabupaten Temanggung. Sekolah ini pertama kali didirikan pada tahun 1918 di Distrik Parakan dibantu oleh organisasi zending di wilayah tersebut. Sekolah Hollandsch-Chineesche School (HCS) memiliki kebudayaan yang berorientasi ke Barat. Kurikulum disesuaikan dengan kurikulum yang diajarkan pada Europeesche Lagere School (ELS). Perkembangan Hollandsch-Chineesche School (HCS) di Kabupaten Temanggung meliputi peningkatan pelajar yang didukung sarana prasarana sekolah.

Kesimpulan dari penelitian ini adalah menunjukan perkembangan Hollandsch-Chineesche School (HCS) sebagai pendidikan Barat bagi etnis Tionghoa di Kabupaten Temanggung. Tujuan dibangun sekolah ini untuk menunjang pendidikan masyarakat etnis Tionghoa di Kabupaten Temanggung. Selama periode 1918-1942 Hollandsch-Chineesche School (HCS) mengalami peningkatan jumlah murid hingga mengharuskan adanya perluasan pembangunan ruang sekolah untuk menampung banyaknya jumlah siswa. Adanya Hollandsch-Chineesche School (HCS) menciptakan golongan terpelajar etnis Tionghoa di Kabupaten Temanggung, perluasan agama Kristen, meningkatkan perekonomian Kabupaten Temanggung, tumbuhnya kelompok baru dalam masyarakat etnis Tionghoa, dan mulai tercipta akulturasi kebudayaan Eropa dengan etnis Tionghoa. Pada tahun 1942 terjadi perpindahan pemerintahan kolonial Belanda ke pemerintahan Jepang yang mengakibatkan sekolah ditutup secara permanen.